2 Orangutan Dievakuasi Tim BKSDA Kalimantan Tengah

2 Orangutan Dievakuasi Tim BKSDA Kalimantan Tengah

IBUKOTAKITA.COM-Tim BKSDA Kalimantan Tengah mengevakuasi dua orangutan dari empat orangutan yang berkeliaran di dekat kebun warga, di hutan tepi Sungai Arut, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, melalui penyelamatan secara dramatis karena lokasinya berupa hutan rawa dalam.

“Lokasi keberadaan orangutan cukup sulit ditembus, medannya hutan rawa dalam karena di pinggir sungai dan banyak duri rotan yang membuat kulit tergores,” kata Anggota Tim WRU SKW II Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng Muda Yulivan di Pangkalan Bun, Jumat (21/2/2020).

Dia menjelaskan dua satwa dilindungi tersebut dievakuasi dari atas pohon setinggi 15 meter. Untuk keamanan orang utan tersebut, tim WRU harus membersihkan sekeliling pohon tersebut agar memudahkan penyelamatan.

Untuk mengalihkan perhatian orangutan tersebut agar tidak fokus pada penembak bius, anggota tim terlebih dahulu menyebar ke berbagai sisi dan kemudian ketika lengah langsung ditembak.

Saat evakuasi, tim WRU tidak memasang jaring karena saat orangutan jatuh akibat bius, lokasi di sekitar yang berair dan sudah dibersihkan dianggap aman, terlebih posisi jatuh sudah diperkirakan arahnya.

“Kemarin tidak dipasang jaring, saat bius bekerja orang utan tersangkut di pohon sehingga dipanjat dan dijatuhkan, tetapi tidak terlalu tinggi paling tiga meteran, karena di bawah air, posisi di pinggir sungai dan tunggul-tunggul kayu kami bersihkan jadi aman buat jatuhnya orangutan,” kata dia.

Setelah berhasil dievakuasi, tim WRU membawa dua orangutan itu menggunakan perahu. Orangutan yang dievakuasi adalah induk dan anaknya. Berat induk 40 kg dan anak orangutan enam kilogram.

Orangutan yang dilaporkan masyarakat berjumlah empat ekor, namun ketika tim WRU datang, dua ekor lainnya langsung lari ke dalam hutan.

“Saat ini kedua orangutan tersebut berada di kandang karantina milik OCCQ di Desa Pasir Panjang, dan hari ini [Jumat] akan dilakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh terhadap induk dan anaknya,” ujarnya.

Salah seorang pekebun di Kelurahan Raja Seberang, Sarwani, mengatakan warga melaporkan keberadaan orangutan tersebut lantaran sering merusak kebun sawit milik warga.

Mengingat primata tersebut dilindungi dan untuk keamanan orangutan itu, pihaknya melaporkan kepada SKW II BKSDA Kalteng.

Keberdaaan orangutan di kawasan perkebunan mereka yang berdekatan dengan Sungai Arut, sudah terpantau sejak beberapa pekan lalu.

Namun, setelah itu hilang kembali, dan ketika muncul lagi segera dilaporkan untuk dievakuasi ke habitat yang lebih aman, yaitu di kawasan TNTP.

“Dari empat ekor yang berhasil dievakuasi hanya dua ekor, sementara yang dua lainnya sempat lari masuk ke dalam hutan saat tim datang,” katanya. (Antara)

Leave your comment
Comment
Name
Email