Bentang Karst Sangkulirang-Mangkalihat Berau, Cagar Alam dan Tandon Air Raksasa

Bentang Karst Sangkulirang-Mangkalihat Berau, Cagar Alam dan Tandon Air Raksasa

IBUKOTAKITA.COM-Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur (Kaltim), merupakan tangki air raksasa yang menyimpan sumberdaya air sangat besar.

Air yang tersimpan di bawah permukaan kawasan itu membentuk tandon-tandon rahasia, yang mengalir cepat melalui saluran besar ke dalam saluran sungai bawah tanah dan keluar ke mata air.

Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Berau Pantai, Hamzah, seperti ditulis Liputan6.com, belum lama ini, menyebut simpanan air tersebut merupakan cadangan air yang sangat besar, yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang.

Pemerhati Sosial Lingkungan Kaltim, Niel Makinuddin, mengatakan kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat sangat berperan dalam menyimpan air di wilayah Kabupaten Kutim dan Kabupaten Berau.

Rusaknya ekositem karst Sangkulirang Mangkalihat dapat meningkatkan erosi yang salah satunya akan berdampak terhadap kelestarian mangrove, padang lamun serta terumbu karang.

“Keutuhan ekosistem bentangan karst itu menjamin kesinambungan kehidupan di dua kabupaten. Dengan pengelolaan dan pengaturan yang baik, kawasan ini menghasilkan manfaat di segala sektor,” katanya.

Alasan mengapa Karst itu penting, kata Niel, karena mempunyai banyak keunikan bentang alam. Menyimpan banyak potensi yang belum tergali, baik fisiologi, morfologi batuannya, keanekaragaman hayatinya dan keunikan sosial budaya masyarakatnya. Karst juga merupakan tandon air raksasa.

Menopang kehidupan jutaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu, memiliki nilai sejarah peninggalan prasejarah, yang berpotensial berkembang menjadi tujuan wisata besar.

Diketahui, beberapa penelitian mengungkap karst menjadi rumah dari hewan-hewan langka seperti macan kumbang kalimantan dan orangutan. Terdapat pula spesies-spesies baru seperti kepiting, ikan tanpa mata, udang-udangan dan serangga didalam gua-gua yang berada di dalam karst.

“Konsekuensi dari sebuah kawasan lindung, maka kawasan karst sangkulirang-mangkalihat perlu mendapat perlindungan khusus, mengingat kawasan ini mempunyai sejumlah potensi ancaman yang sangat mengkhawatirkan, seperti ilegal logging, pembukaan hutan, pencari harta karun, hilangnya gambar prasejarah, kebakaran hutan, kegiatan tambang batu bara atau kegitan pabrik semen,” jelasnya.

Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, Riki Frindos, menjelaskan investasi hijau atau berkelanjutan menunjukkan perkembangan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Investasi hijau dinilai sebagai genre investasi dengan pertumbuhan paling pesat di pasar modal di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara maju.

“Investasi berkelanjutan, adalah proses investasi yang mengindahkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik,” sebutnya.

Menurutnya, Yayasan KEHATI telah menjalin aliansi strategis dengan berbagai pihak yakni pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat secara luas.

Yayasan KEHATI juga menjadi jembatan untuk memfasilitasi interaksi antara para pihak yang memiliki peran dan kepentingan yang berbeda, antara masyarakat, gerakan pelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, dan kalangan dunia usaha.

Untuk merangkul dan menciptakan wadah bagi dunia usaha agar dapat turut serta pada upaya pelestarian keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.

Leave your comment
Comment
Name
Email