BPBD Penajam Belum Temukan Nelayan Hilang di Laut

BPBD Penajam Belum Temukan Nelayan Hilang di Laut

IBUKOTAKITA.COM-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), hingga hari kelima pencarian belum menemukan Musakar B, 65, nelayan setempat yang dilaporkan hilang sejak Minggu (26/7/2020) saat mencari ikan di laut.

“Lanjutan pencarian hari ini [Kamis], sebagian besar tim diarahkan menyisir di sisi perairan sekitar dan sebagian masih mengarah ke laut kawasan Tanjung Jumlai hingga Sesumpu dan sekitarnya,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten PPU Nurlaila di Penajam, Kamis (30/7/2020).

Tim gabungan yang berangkat melakukan pencarian mulai Kamis pagi pukul 07.30 Wita, antara lain dari pihak keluarga sebanyak empat kapal, dari BPBD Kabupaten PPU menurunkan dua tim dengan menggunakan bantuan kapal nelayan di Sungai Sesumpu dan Jalan Kerok Laut.

Tim gabungan dari unsur lainnya juga berangkat dari pos satuan masing masing seperti Basarnas Kota Balikpapan, Posmat TNI-AL PPU, dan Pos Airud Polres PPU.

“Semoga Allah berkenan memudahkan pencarian hari ini agar korban yang dilaporkan hilang, yakni Bapak Musakar B dapat segera ditemukan,” ujar Nurlaila.

Untuk pencarian pada Rabu kemarin, lanjut Nurlaila, dilakukan mulai pukul 07.00 Wita, sebagian tim gabungan berangkat dari sisi laut di Jalan Kerok Laut, RT 20, Kelurahan Penajam.

Kemudian sebagian lagi dari pos satuan masing masing seperti Basarnas Balikpapan, Posmat TNI-AL Kabupaten PPU, Satpol Airud Polres PPU, Pecinta Alam Rimba Lestari, Federasi Arung Jeram Kabupaten PPU, dan dari keluarga korban.

Ia menuturkan pencarian yang dilakukan Rabu kemarin cukup berat karena ketinggian gelombang bisa mencapai sekitar 2 meter, sehingga sebagian tim gabungan dari pihak keluarga kembali lebih awal, sementara sebagian lagi kembali lebih cepat dari hari biasanya.

Sementara Kasrani, istri Musakar, saat ditemui mengatakan bahwa Minggu pagi (26/7) sekitar pukul 08.00 Wita, ia sempat melarang suaminya yang akan berangkat merawe (memancing) di laut karena saat itu langit masih gelap dan hujan belum sepenuhnya reda, namun suaminya tetap berangkat.

Pagi itu, lanjutnya, terjadi hujan dan angin, terus langit juga gelap, namun sekitar jam 8 pagi ada sedikit matahari muncul, sehingga suaminya berangkat merawe karena ada Syahran, ipar Kasrani yang juga berangkat merawe.

“Kalau merawe memang sudah hobi suami saya dari dulu. Satu tali pancing biasanya dipasangi ratusan mata pancing, sering juga dapat ikan banyak dan besar-besar. Biasanya berangkat pagi pulang sore atau senja,” kata Kasrani. (Antara)

Leave your comment
Comment
Name
Email