Dinas Pendidikan Samarinda Rancang Kelas New Normal, Seperti Ini Konsepnya

Dinas Pendidikan Samarinda Rancang Kelas New Normal, Seperti Ini Konsepnya

IBUKOTAKITA.COM-Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, sedang merancang pola pembelajaran dalam kelas untuk menghadapi normal baru ( new normal), demi kelancaran proses belajar mengajar, sekaligus untuk mencegah penularan Covid-19.

“Sekarang kita sudah menjalankan tatanan new normal karena pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) dilakukan secara daring, tinggal Juli mendatang ketika memasuki tahun pelajaran baru yang strateginya pun sudah dibahas,” ujar Kepala Disdik Kota Samarinda Asli Nuryadin di Samarinda, Selasa (2/5/2020).

Dalam penerapan sistem belajar mengajar dalam kelas, ia akan mengikuti standar pertemuan yang dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN), yakni tidak boleh lebih dari 20 orang dalam satu ruang pertemuan, sehingga belajar dalam kelas pun akan mengikuti protokol kesehatan.

Selama ini, lanjut Asli, jumlah peserta didik dalam satu kelas di kisaran 28-30 anak. Untuk itu, dalam penerapan new normal mendatang, maka pihaknya akan membagi dua. Satu kelas yang biasanya masuk sekaligus, maka dalam hal ini akan dibagi menjadi dua kali masuk atau dibagi dua kelas agar jarak kursi antarpeserta didik bisa diatur.

“Selain itu, mulai guru hingga peserta didik juga harus mengenakan masker, disiapkan tempat cuci tangan dan sabunnya, siswa harus diberi pemahaman mengenai jaga jarak, pokoknya semua protokol kesehatan harus kita ikuti dalam proses belajar mengajar,” tuturnya.

Hal yang menjadi persoalan dalam pembagian peserta didik dari satu kelas menjadi dua kelas, lanjut Asli, adalah perbandingan jumlah siswa dan ruang kelas yang tersedia.

Untuk SD misalnya, selama ini saja sudah ada satu kelas yang diisi sampai tiga shift, pertama adalah kelas pagi sampai pukul 10.00 Wita, shift kedua pada pukul 10.30 Wita-13.00 Wita, dan shift ketiga pada pukul 13.30 Wita hingga sore.

Untuk itu, rancangan yang telah dibahas pihaknya dalam mengatasi hal ini, ia akan menerapkan pola alternatif, misalnya untuk kelas I, II dan III masuk sekolah pada Senin dan Selasa, hari berikutnya belajar dari rumah, kemudian Rabu dan Kamis diisi kelas yang lain, begitu seterusnya.

“Persiapan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi, sedangkan dalam praktiknya, tentu kami tetap mengikuti perkembangan. Saya juga akan minta izin wali kota dalam penerapan ini sambil melihat kondisi lingkungan,” ucap Asli. (Antara)

Leave your comment
Comment
Name
Email