Ekspor Batubara Kaltim Bertumpu ke Tiongkok

Ekspor Batubara Kaltim Bertumpu ke Tiongkok

IBUKOTAKITA.COM–Kegiatan ekspor batubara yang dilakukan Pemerintah Kaltim ternyata masih sangat bertumpu pada dua negara, yakni Tiongkok dan India. Dominasi ekspor dari kedua negara yang begitu besar memunculkan kekhawatiran adanya ketidakstabilan bagi ekonomi ketika suatu waktu nantinya adanya pembatasan bahkan pengurangan dalam skala besar dari kedua negara tersebut.

Kekhawatiran itu salah satunya diutarakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim, Tutuk S.H. Cahyono. Salah satu pertimbangan Tutuk yakni saat ekonomi Kaltim mengalami turbulensi yang begitu luar biasa pada 2015-2016.

Pada saat itu, harga jual batubara di pasar Internasional mendadak anjlok. Akibatnya, ekonomi Kaltim yang bertopang pada sektor pertambangan batubara juga ikut terkena imbasnya. Dampaknya bahkan tidak main-main. Ekonomi Kaltim bahkan berada pada minus 1,20% pada 2015 dan minus 0,38 pada 2016.

Gejala turbulensi ekonomi itu sendiri memang sedianya sudah tampak dan dirasakan Pemerintah Kaltim pada 2013. Ketika itu, pertumbuhan ekonomi Kaltim turun menjadi 2,25 persen jika dibandingkan pada 2012 yang mencapai 5,26%. Kemudian pada 2013, pertumbuhan ekonomi kembali turun di angka 1,71%.

Kondisi serupa juga sangat dikhawatirkan Tutuk ketika ekspor batubara Kaltim masih sangat tergantung pada Tiongkok dan India. Karenanya, dia pun menyarankan pada Pemerintah Kaltim agar mulai serius mencari sektor ekonomi lain yang dapat mengimbangi pertambangan. “Pertumbuhan ekonomi yang hanya bertopang pada pertambangan, itu sangat rawan akan kontraksi ekonomi. Makanya, pemerintah harus mencari sektor ekonomi lain yang dapat terproses dengan baik,” katanya.

Tutuk pada dasarnya tidak menyalahkan pilihan Pemerintah Kaltim yang menjadikan sektor pertambangan sebagai penopang ekonomi. Hanya, Pemerintah Kaltim perlu menggarisbawahi, pertumbuhan sektor pertambangan batubara sangat bergantung dari stabilitas ekonomi dunia.

Dengan demikian, kapan saja harga jual batubara bisa turun drastis. Sebab, perputaran ekonomi dunia terbilang cukup sulit diprediksi. Karenanya, ada baiknya Pemerintah Kaltim mulai memikirkan solusi ekonomi di luar sektor pertambangan. “Memang, pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun ini sudah bagus. Dan ekonomi nasional juga stabil. Kalau pun ada turun, hanya kecil. Tetapi pertumbuhan ekonomi Kaltim perlu jadi perhatian. Karena rawan kontraksi,” sebutnya.

Untuk diketahui, pangsa pasar ekspor batubara Kaltim pada 2019 lalu, tercatat ada di lima negara. Antara lain, India sebesar 28,17%,  Jepang sebesar 5,65%, Tiongkok sebesar 30,63%, Korsel sebesar 5,96%, Taiwan sebesar 5,51%, dan ASEAN sebesar 19,48%.

Sedangkan dari sisi kontribusi ekonomi Kaltim pada 2019 lalu, tercatat kalau sektor pertambangan masih yang terbesar yakni 44,43%. Kemudian ada industri sebesar 17,84%, konstruksi sebesar 9,42%, dan sektor pertanian sebesar 8,01%. Kemudian ada juga sektor perdagangan sebesar 6,05%, ekspor luar negeri (LN) sebesar 38,82%, PMTB sebesar 31,06%, konsumsi rumah tangga (RT) sebesar 16,95%, dan konsumsi pemerintah sebesar 6,10 persen. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email