Gara-Gara Wabah Corona, Kaltim Bakal Koreksi Target Investasi

Gara-Gara Wabah Corona, Kaltim Bakal Koreksi Target Investasi

IBUKOTAKITA.COM-Penyebaran pandemi Covid-19 atau virus corona berdampak pada semua lini. Termasuk pada penanaman modal di Kalimantan Timur.

Pelaksana Tugas Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur (Plt Sekprov Kaltim) Muhammad Sa’bani mengatakan wabah corona membuat kekhawatiran semua pihak. Kerja sama ekonomi bilateral menurun karena semua negara membatasi diri.

“Tapi kalau domestik rasanya tidak begitu banyak berpengaruh kecuali daerah yang positif [corona],” katanya di Balikpapan, Selasa (17/3/2020).

Sa’bani menjelakan bahwa bongkar muat barang tetap akan berjalan seperti biasanya. Yang jadi sorotan adalah mekanisme awak kapal apakah akan tetap berada di bahtera atau bisa turun ke dermaga. Corona dianggap menular dari makhluk atau hewan hidup.

Menurutnya pandemi mungkin bisa berpengaruh pada penanaman modal baik itu dari dalam negeri maupun asing. Akan tetapi pemerintah berharap tidak signifikan. Tergantung sampai berapa lama wabah corona selesai.

Pemerintah tambah Sa’bani akan terus memantau apakah akan ada koreksi target investasi di Kaltim. Sebelumnya sudah diputuskan ada semi isolasi atau lokal lockdown di Bumi Etam.

“Tentu April akan kami evaluasi. Apakah pemerintah pusat masih tetap lakukan kewaspadaan ini. Antisipasi kita akan menyesuaikan,” jelasnya.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim mencatat realisasi investasi di wilayahnya sepanjang tahun 2019 mencapai Rp35,62 triliun. Rinciannya PMDN sebesar Rp22,67 triliun dan PMA Rp12,94 triliun. Pendapatan ini 97,99 persen dari target yang dipatok Rp36,35 triliun.

Usaha pertambangan memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 48,41 persen atau Rp8,71 triliun dengan 289 proyek. Terbanyak kedua adalah tanaman pangan dan perkebunan. Kontribusinya mencapai Rp 3,75 triliun atau 14,44 persen dengan 269 proyek.

Di sisi PMA, pertambangan lagi-lagi menjadi kontribusi terbesar, yaitu USD306,45 juta (Rp4,59 triliun) atau 35,51 persen dari keseluruhan realisasi dengan 158 proyek.

Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah listrik, gas dan air dengan total kucuran dana USD280,60 juta (Rp 4,20 triliun) atau 32,51 persen sebanyak 33 proyek. Lalu tanaman pangan dan perkebunan USD86,57 juta (Rp2,76 triliun) atau 21,53 persen.

Karena Corona, kemungkinan PMA akan terkoreksi. Melihat kondisi tersebut, mau tidak mau PMDN harus dioptimalkan.

“Kita kan masih dominan di batu bara, perkebunan, tentu saja minyak. Tapi kan minyak sedang turun. Batu bara sudah mulai altif lagi. Kalau yang lain-lain kan pengolahan ada tapi tidak terlalu sognifikan,” ucapnya. (JIBI/Bisnis Indonesia/Jeffry Prabu P.)

Leave your comment
Comment
Name
Email