Ibu Kota Baru Berkonsep Forest City, 50% Ruang Terbuka Hijau

Ibu Kota Baru Berkonsep Forest City, 50% Ruang Terbuka Hijau

ibukotakita — Ibu Kota Negara Indonesia, Jakarta, akan dipindahkan ke Kalimantan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pidato kenegaraan, Jumat (16/8/2019) lalu, meminta izin dari rakyat Indonesia terkait kepindahan Ibu Kota Negara (IKN).

Rencananya, ibu kota baru tersebut akan dikembangkan dengan konsep forest city. Kira-kira bagaimana ya penerapannya? Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebutkan bahwa ibu kota di Kalimantan, selaku paru-paru dunia, akan dibangun dengan konsep forest city.

Dengan menerapkan konsep tersebut, ungkap dia, kota akan memiliki 50% ruang terbuka hijau (RTH) dari total luas area.

“Jadi RTH itu nanti bisa berupa taman rekreasi, ruang hijau, kebun binatang, kebun tanaman, tempat olahraga, yang terintegrasi dengan bentang alam seperti kawasan berbukit dan daerah aliran sungai [DAS], dan struktur topografi lainnya,” katanya dalam acara Youth Talks: Yuk Pindah Ibu Kota! di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Selain itu dalam konsep forest city, kota yang dijadikan ibu kota baru nantinya akan memiliki sistem untuk mengolah energi terbarukan dan rendah karbon sehingga penggunaan energi bisa lebih efisien sekaligus mengurangi emisi karbon.

Untuk efisiensi konsumsi energi tersebut, kata Bambang, diperlukan pembangunan Green Building Design melalui penerapan circular water management system, efficient lighting system, dan district cooling system.

“Jadi Kalimantan ini kan berada di garis katulistiwa, suhu udaranya rata-rata 20-30 derajat Celsius, penerapan energi terbarukan seperti ini sangat diperlukan ketika mengembangkan Kalimantan menjadi IKN baru,” ungkapnya.

Dia menambahkan nantinya IKN juga akan dibangun dengan orientasi pada transportasi berbasis rel dan transportasi tanpa mesin seperti sepeda dan mengutamakan agar penduduknya terbiasa untuk kemana-mana dengan berjalan kaki.

Dengan konsep tersebut, Pengembang PT Ciputra Residence mengatakan siap untuk memenuhi keperluan pengembangan berkonsep hijau di ibu kota negara baru jika nanti dipindahkan ke Kalimantan.

Marketing Director PT Ciputra Residence Yance Onggo mengatakan bahwa konsep bangunan hijau sudah menjadi ciri khas dari pembangunannya. Hal yang menjadi poin utama adalah bagaimana produk-produknya bisa dibangun secara berkelanjutan.

“Untuk penerapannya, kami sudah mendapatkan, di seluruh proyek kami, sertifikasi EDGE dari World Bank dalam hal penghematan penggunaan air, energi, dan menggunakan material bangunan yang tidak merusak lingkungan,” jelasnya.

Kemudian dari sisi pengembangan masterplan, Ciputra juga sangat mempertimbangkan sekali luasan area-araea hijau. Kemudian, penerapan bangunan hijau juga diterapkan di rumah-rumah dengan menyediakan bukaan-bukaan cahaya supaya tidak ada sudut ruangan yang gelap, sehingga menghemat penggunaan energi di siang hari.

“Di beberapa proyek, kami juga mendorong penduduk untuk bergaya hidup sehat, dari sisi masterplan juga ada pedestrian [trotoar], dari rumah ke area komersial, jadi kemanapun tidak usah keluar kendaraan. Semua ini kami rangkum jadi konsep ecoculture, di mana pengembangan hijau tidak hanya jadi gaya hidup tapi juga jadi budaya,” sambungnya. (Bisnis/Mutiara Nabila)

Leave your comment
Comment
Name
Email