Kampung Inggris Penajam Terintegrasi Dengan Kawasan Wisata Mangrove

Kampung Inggris Penajam Terintegrasi Dengan Kawasan Wisata Mangrove

IBUKOTAKITA.COM-Pembangunan sarana dan prasarana Kampung Inggris yang saat ini masih dalam proses penyelesaian di Kelurahan Lawe-Lawe, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, kelak akan terintegrasi dengan kawasan wisata mangrove.

“Selain menjadi pusat belajar percakapan Bahasa Inggris, kawasan ini juga akan kami jadikan destinasi wisata, pengembangan budaya lokal, termasuk interkoneksi dengan wisata mangrove,” ujar Ketua Pengurus Yayasan Sansis Children Village PPU, Sandry E. di Penajam, Senin (23/3/2020).

Untuk mendukung daerah menjadi maju, maka aspek yang harus dibangun bukan hanya dari sisi SDM, infrastruktur, dan ekonomi, tapi juga harus menonjolkan kearifan lokal yang berhubungan dengan lingkungan, sehingga lingkungan yang lestari tentu secara otomatis akan menjaga ekosistem.

Di Kelurahan Lawe-Lawe yang merupakan kawasan pesisir, maka ekosistem yang perlu dijaga kelestariannya adalah hutan mangrove (bakau), sehingga Yayasan Sansis Children Village yang menjadi Pusat Kampung Inggris dan Kreativitas Masyarakat ini juga berupaya memberikan perlindungan terhadap hutan mangrove.

Menurutnya lahan mangrove di Kelurahan Lawe-Lawe adalah milik masyarakat, maka pihaknya akan memberikan pemahaman ke pemilik lahan tentang arti pentingnya mangrove bagi kehidupan makhluk lain yang juga perlu berkembang biak burung, primata, binatang air, hingga hewan renik yang perlu dijaga kelestariannya.

“Sebelum kami tetapkan hutan mangrove sebagai bagian dari destinasi wisata Kampung Inggris, kami akan lakukan sosialisasi agar mangrove jangan ditebang dan tidak dirusak. Kami akan kerja sama dengan Kelurahan Lawe-Lawe dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat [LPM] setempat,” kata Sandry.

Pusat kreativitas masyarakat dan wadah memperlancar percakapan Bahasa Inggris ini tidak akan dipungut biaya, sehingga diperkirakan ke depan bukan hanya warga Penajam yang berminat fasih berbahasa Inggris seperti sekarang, namun akan banyak warga lain yang datang dari luar Penajam, bahkan dari luar PPU.

“Mengingat tempat belajar ini gratis, maka kami perlu dukungan biaya operasional yayasan dari sumber lain, makanya sumber-sumber biaya operasional ini salah satunya kami harapkan dari destinasi wisata ini,” ucap Sandry. (Antara)

Leave your comment
Comment
Name
Email