Keluarga dan Day Care Yakin Anak Balita Meninggal Tanpa Kepala karena Dibunuh

Keluarga dan Day Care Yakin Anak Balita Meninggal Tanpa Kepala karena Dibunuh

IBUKOTAKITA.COM--Selain menyisakan duka mendalam, kepergian Ahmad Yusuf Ghazali, 4, masih menyisakan duka dan sejuta tanya bagi keluarga besarnya. Seiring dengan itu, keluarga besar Yusuf juga mempertanyakan tanggung jawab dari PAUD Jannatul Athfaal, tempat di mana Yusuf dititipkan dan dilaporkan menghilang.

Sebelumnya, sebagai perwakilan keluarga dari korban dan kakak dari Bambang Sulistyo, Lukman,40, menyebutkan jika keponakannya tersebut telah menjadi korban dari tindak pidana kriminal. Dia beralasan, jasad Yusuf yang sudah tidak dalam keadaan utuh, tanpa kepala dan organ yang telah hancur, tidak mungkin hanya diakibatkan banjir. Melainkan ada unsur pidana di dalamnya.

“Jenazahnya sudah tidak ada kepalanya. Tidak mungkin meninggal hanya karena banjir. Kami yakin pasti anak kami [Yusuf] telah menjadi korban tindak kriminalitas,” sebutnya.

Lukman meyakini, jika ponakannya Yusuf telah menjadi korban penculikan seseorang, kemudian dibunuh dan mayatnya dibuang ke sungai. “Kami sangat yakin anak kami telah menjadi korban kejahatan. Karena melihat kondisinya yang tak lagi utuh,” ucapnya.

Lebih lanjut, Lukman menyampaikan, kalau dirinya dan keluarga besarnya akan melayangkan tuntutan hukum kepada pihak yayasan PAUD Jannatul Athfaal. Karena saat Yusuf menghilang, masih ada dalam tanggung jawab PAUD tersebut.

“Dia [Yusuf] menghilang saat masih di jam pengawasan. Kami akan menuntut [PAUD Jannatul Athfaal] karena mereka telah lalai dalam mengawasi anak kami,” imbuhnya.

Yakin Diculik

Sebelumnya, polisi memeriksa guru tempat penitipan anak dan PAUD, Nurdiana untuk mengungkap penyebab kematian Yusuf. Nurdiana yang juga kepala PAUD dan tempat Penitipan anak (day care) Jannatul Athfal Samarinda, mengaku sangat terpukul dengan kejadian ini. Nurdiana menjelaskan, dia diperiksa polisi dan ditanya soal mengapa Yusuf bisa hilang di day care tersebut.

Dia mengatakan, balita Yusuf hilang pada Jumat (22/11/2019), saat itu hujan deras mengguyur. Menurut Nurdiana, ada dua guru yang menjaga anak-anak di day tersebut. Ditemui seusai melakukan prarekonstruksi di day carenya, Nurdiana mengatakan kejadian ini merupakan cobaan terberat bagi dirinya dan para guru yang ada di sekolah ini.

“Saat itu yang berjaga adalah Bunda Marlina dan Yanti dan dalam pra rekontruksi tadi diperagakan bagaimana keduanya menjaga anak anak hingga sampai hilangnya Yusuf,” terang Nurdiana saat ditemui di lokasi prarekonstruksi, Senin (9/12/2019) seperti dilansir detikcom.

Dia menjelaskan, sebelum hilang korban duduk di ujung pintu menuju ke kamar mandi. Di sebelahnya ada bunda Yanti yang sedang menjaga seorang bayi.

“Entah bagaimana ia keluar saat bunda Marliana pergi kekamar mandi untuk menyiapkan air untuk memandikan para balita sementara satu lainnya menjaga satu bayi yang sedang menangis, saat itulah kemudian Yusuf menghilang, dan kejadianya begitu cepat kurang dari lima menit korban hilang, dan saya sempat mengejar korban hingga ke tepi jalan yang saat itu memang sedang becek karena habis hujan,” jelas Diana.

Nurdiana menduga anak ini dijemput sesorang namun dirinya tak tahu sosok penjemputnya. Pasca-kejadian itu balita Yusuf dilaporkan hilang oleh pihak day care ke pihak keluarga. “Saat itu kami menduga anak ini telah dijemput seseorang, namun kami tidak mengetahui siapa yang menjemputnya,” kata Diana.

Mayat bali tanpa kepala tersebut ditemukan di sebuah parit, Jl Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu, Minggu (8/12/2019) sekitar pukul 05.30 Wita. Polisi mengaku pernah mendapat kabar balita hilang sebelum penemuan mayat balita tanpa kepala dari penitipan anak di lokasi sekitar TKP penemuan mayat anak balita. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email