Nilai Tukar Petani Kaltim Turun 2,51 Persen

Nilai Tukar Petani Kaltim Turun 2,51 Persen

IBUKOTAKITA.COM-Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada April 2020 mengalami penurunan 2,51 persen dari 112,19 pada Maret turun menjadi 109,68 pada April 2020.

“Penurunan NTP disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani [It] mengalami penurunan, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) justru meningkat,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Anggoro Dwitjahyono di Samarinda, Kamis (7/5/2020).

Jika diperhatikan NTP per subsektor Kaltim pada April, maka untuk Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 102,81, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) sebesar 106,90, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 120,05.

Kemudian Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) sebesar 98,58, berikutnya Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya ikan (NTNP) sebesar 103,56.

Pada April 2020, lanjutnya, hanya terdapat satu subsektor yang mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor perikanan yang naik 1,29 persen, sedangkan empat subsektor lainnya mengalami penurunan.

Empat subsektor pertanian dengan NTP menurun itu adalah subsektor tanaman pangan minus 0,30 persen, subsektor hortikultura minus 1,20 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 4,97 persen, dan subsektor peternakan turun 1,83 persen.

Anggoro menjelaskan NTP yang diperoleh dari perbandingan It terhadap Ib merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani di perdesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi, sehingga semakin tinggi NTP, maka secara relatif makin kuat pula tingkat daya beli petani.

“Sejalan dengan penurunan NTP, maka untuk Nilai Tukar Usaha rumah tangga Pertanian [NTUP] Kaltim pada April 2020 juga turun, yakni dari 113,95 pada Maret menjadi 111,04 pada April, atau terjadi penurunan 2,56 persen,” katanya.

Satu-satunya subsektor yang mengalami peningkatan NTUP pada April adalah subsektor perikanan yang naik 1,42 persen, sementara empat subsektor lainnya mengalami penurunan.

“Empat subsektor NTUP yang turun adalah tanaman pangan minus 0,49 persen, hortikultura minus 1,16 persen, tanaman perkebunan rakyat turun 5,08 persen, dan subsektor peternakan turun 1,69 persen,” kata Anggoro. (Antara)

Leave your comment
Comment
Name
Email