Presiden Persiba Balikpapan Beri 2 Catatan Sebelum Liga 2 Lanjut

Presiden Persiba Balikpapan Beri 2 Catatan Sebelum Liga 2 Lanjut

IBUKOTAKITA.COM-Presiden Persiba Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Gede Widiade, menyambut rencana PSSI melanjutkan Liga 2/2020. Namun ia punya syarat wajib untuk kesuksesan kelanjutan kompetisi.

Gede menyoroti pandemi virus corona sebagai kejadian luar biasa sehingga sepakbola memerlukan treatment khusus. Menurutnya, kompetisi tak bisa dijalankan hanya dengan modal semangat saja.

“Saya apresiasi terhadap PSSI ya, PSSI sudah memberikan kepastian hukum dua hal yang sangat fundamental terhadap iklim sepakbola Indonesia,” kata Gede Widiade, seperti dikutip dari detikcom, Kamis (2/7/2020).

PSSI baru sekadar memastikan kompetisi dilanjutkan Oktober dengan aturan gaji di kisaran 60 persen untuk klub Liga 2. Itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) baru yang belum lama ini diterbitkan. Namun, belum ada kepastian format, lokasi, hingga regulasi terbaru.

Nah, Gede Widiade meminta kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk serius. Kemampuan klub-klub Liga 2 juga disebutnya membutuhkan perhatian lebih.

“Ada dua hal penting yang sangat fundamental, yaitu, satu itu unsur pemerintah mengenai perizinan, apakah pandemi ini sudah selesai atau belum pada Oktober? Yang kedua sisi keuangan, ini menyangkut soal PT LIB dan klub. Kalau soal kesehatan sangat penting kalau pemerintah tidak mengizinkan tidak akan bisa,” ujar Gede Widiade.

“Tapi yang kedua, biarpun pemerintah mengizinkan, kalau LIB tidak mempunyai kemampuan secara finansial untuk memutar kompetisi, maupun klub sebagai peserta tidak mampu mengikuti, membiayai jalannya kompetisi, juga akan sulit,” katanya lagi.

Mantan Direktur Utama Persija Jakarta itu tak ingin dua permasalahan di atas menjadi kendala kompetisi nantinya. Faktanya, klub Liga 2 memang kerap terkendala masalah keuangan.

Yang teranyar adalah sorotan FIFPro saat klub Liga 2 hanya menggaji pemain, pelatih, dan stafnya di bawah standar Upah Minimum Regional (UMR). Hal itu terjadi setelah PSSI menerapkan aturan negosiasi gaji maksimal 25 persen saat menetapkan status force majeure pada 27 Maret lalu.

Selain itu, hingga kini ternyata subsidi dari PT LIB masih tersendat. Kabarnya klub-klub Liga 2 baru menerima pencairan subsidi satu kali.

“Dua hal ini [perizinan dan keuangan] sepele tapi terkadang sama rekan-rekan diabaikan karena pandemi ini baru pertama kali. Jadi tolong jangan sampai keinginan baik dari PSSI untuk memastikan oktober, persiapan operator sama klub tidak bagus,” ucap pria asal Surabaya berdarah Bali itu.

“Akhirnya nanti mungkin satu bulan setelah kompetisi apapun bentuknya, home tournament atau apa, itu nanti timbul permasalahan baru mengenai perselisihan antara pemain dengan klub, pelatih dengan klub, official dengan klub, pihak ketiga dengan klub,” katanya.

“Ini tolong karena waktu masih panjang, dipikirkan masak-masak antara operator, klub. Jangan euforia, mematok landasan hukumnya, tapi tidak mempersiapkan secara baik,” ujarnya.

Leave your comment
Comment
Name
Email