Sampe, Gitar Beraneka Makna Versi Suku Dayak

Sampe, Gitar Beraneka Makna Versi Suku Dayak

IBUKOTAKITA.COM–Indonesia patut berbangga dengan kekayaan budaya yang ada. Wujud dari budaya dapat berupa kesenian, gagasan, adat istiadat, serta musik.

Setiap daerah di Indonesia memiliki alat musik tradisionalnya masing-masing. Misalnya Sampe yang merupakan salah satu alat musik tradisional khas Suku Dayak. Alat musik ini dimainkan oleh Suku Dayak sebagai salah satu alat penunjang dalam melaksanakan upacara adat.

Selain digunakan dalam upacara adat, Sampe dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan masyarakat khususnya Suku Dayak. Berikut beberapa informasi mengenai alat musik Sampe versi Ibukotakita.com Senin (27/01/2020).

  1. Nama Lain Sampe

Nama Sampe berasal dari Bahasa lokal Suku Dayak, kata Sampe memiliki makna yakni memetik dengan jari. Masing-masing sub Suku Dayak di Kalimantan Timur rupanya menyebut Sampe dengan berbeda.

Misalnya, Suku Dayak Kenyah dan Suku Dayak Bahau mengenal alat musik tersebut dengan nama Sape’. Sedangkan bagi Suku Dayak Modang menyebut nama alat musik itu Sempe. Lain halnya dengan Suku Dayak Tunjung yang memberi nama Kecapai.

 

  1. Perbedaan dengan Gitar

Walaupun alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik, namun cara memainkan Sampe tidak sama dengan Gitar. Jika Gitar dimainkan dengan satu tangan saja yang memetik senar, Sampe memerlukan kedua tangan untuk dapat dimainkan. Perbedaan lainnya terdapat pada jumlah senar yang dimiliki. Gitar terdapat enam senar sedangkan Sampe hanya memiliki tiga sampai 4 senar.

Bahan senar yang terdapat pada Gitar umumnya dari nilon atau baja. Berbeda dengan Sampe, senar yang digunakan terbuat dari kawat kecil. Bahkan dulu senar Sampe terbuat dari serat pohon enau atau aren yang dibentuk menyerupai tali.

Ciri khas yang menonjol dari Sampe adalah terdapat ukiran kepala Burung Enggang dan taring di bagian ujung gagangnya sebagai lambang keagungan dan kebesaran orang-orang Suku Dayak.

 

  1. Kekuatan Magis Sampe

Sampe dapat digunakan sebagai alat penyampai perasaan. Berbagai macam perasaan dapat dituangkan melalui alat musik ini. Pada zaman dulu, ada kepercayaan jika Sampe dimainkan pada siang hari maka irama yang dihasilkan menunjukkan rasa gembira dan sukacita.

Sedangkan memainkan Sampe di malam hari menyatakan perasaan sedih dan dukacita. Dalam Tekuak Lawe, sastra lisan Suku Dayak terdapat ungkapan yang berbunyi Sampe mampu meremukkan tulang-belulang hantu yang bergentayangan.

Melalui ungkapan tersebut, Sampe digambarkan memiliki kekuatan magis yakni mampu membuat orang yang mendengarkan iramanya menjadi merinding hingga menyetuh tulang bahkan merasuk ke dalam perasaan.

Ketika bunyi dari permainan alat musik petik ini terdengar, maka orang yang mendegarnya akan terdiam lalu mereka bersama-sama melantunkan doa atau mantra. Tak jarang banyak terjadi kerasukan roh leluhur dan roh halus saat suasana tersebut tercipta.

 

  1. Fungsi Lain Sampe

Jika Sampe pada zaman dulu mengandung unsur magis dan sakral. Kini seiring dengan majunya peradaban, Sampe dapat dimainkan sebagai sarana kreativitas kaum anak muda dalam aspek hiburan. Kreativitas muncul dengan cara memadukan alat musik Sampe dengan alat musik lainnya.

Pada umumnya, alat musik Sampe dimainkan oleh pemuda Suku Dayak untuk menarik perhatian wanita yang ia taksir. Pada saat pesta atau acara besar di desa yang menampilkan tari-tarian, Sampe dimainkan sebagai iringan untuk tarian tersebut. Selain itu, alat musik ini dimainkan sebagai wujud rasa syukur karena hasil kekayaan bumi yang telah Tuhan berikan.

Leave your comment
Comment
Name
Email