Siapkan Hapemu, Ibu Kota Baru Berjaringan 5G

Siapkan Hapemu, Ibu Kota Baru Berjaringan 5G

Ibukotakita-Wilayah ibu kota baru bakal diperkuat dengan penggunaan frekuensi 700 MHz. Pita frekuensi tengah atau middle band diyakini mampu memberikan kecepatan Internet yang besar seperti 5G. Penyediaan Internet cepat sekaligus mendukung hadirnya kota pintar di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

Wakil Direktur Utama PT Hutchison 3 Indonesia, Danny Buldansyah, mengatakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di ibu kota baru tidak terlalu bergantung dengan kehadiran pita frekuensi 700 MHz. Hanya, jika pemerintah menyiapkan 700 MHz guna mendukung jaringan telekomunikasi untuk ibu kota baru maka operator akan menyambut dengan positif.

“Secara logika tidak mungkin ibu kota baru tidak dibangun [infrastruktur telekomunikasinya] karena tidak ada pita frekuensi 700 MHz. Namun, kalau 700 MHz dibebaskan untuk ibu kota baru, operator akan senang sekalin” kata Danny, Kamis (31/10/2019).

Danny menduga alasan Kemenkominfo menyediakan 700 MHz di ibu kota baru untuk mendukung hadirnya internet cepat, termasuk 5G. Sebab, Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan frekuensi tambahan salah satunya melalui 700 MHz.

Sementara itu, Vice President Technology Relations and Special Project PT Smartfren Telecom, Munir Syahda Prabowo, mengatakan sejauh ini perseroan juga belum membahas mengenai rencana pemanfaatan 700 MHz untuk ibu kota baru, termasuk mengenai pemanfaatan gedung tinggi untuk tempat base tranceiver station (BTS)

Munir mengatakan mengenai kebijakan frekuensi merupakan ranah pemerintah, operator hanya menyesuaikan.   “Mengenai frekuensi itu kebijakan pemerintah atau regulator, operator akan memanfaatkan sesuai kebutuhan tambahan,” kata Munir.

Sebelumnya, Sebelumnya, Direktur Jenderal Pos dan Penyelenggaraan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kalamullah Ramli, mengatakan bahwa infrastruktur telekomunikasi di ibu kota baru terus dikaji bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Dia mengatakan Kemenkominfo akan memberikan layanan infrastruktur prima. Operator akan diberikan kemudahan dalam membangun karena bangunan di sana berbentuk apartemen. Sehingga, pemasangan BTS di gedung bukan di menara.

Tidak hanya itu, dalam membangun infrrastruktur telekomunikasi, lanjutnya, juga sangat bergantung dengan migrasi dari TV analog ke digital. Sebab, beberapa lembaga penyiaran swasta (LPS) saat ini masih menggunakan frekuensi 700 MHz.

“Infrastruktur sangat bergantung kalau kemudian migrasi dari analog ke digital bisa diselesaikan lebih cepat, karena kami punya digital deviden 112 MHz ditambah 48 MHz, yang dapat digunakan untuk kebencanaan, infrastruktur 5G dan lain-lain,” kata Ramli.  (JIBI/Leo Dwi Jatmiko)

Leave your comment
Comment
Name
Email