Tiga Fakta di Balik Hasil Autopsi Yusuf, Bocah Tanpa Kepala di Samarinda

Tiga Fakta di Balik Hasil Autopsi Yusuf, Bocah Tanpa Kepala di Samarinda

IBUKOTAKITA.COM–Kematian balita bernama Ahmad Yusuf Ghazali, 4, asal Kota Samarinda, Kalimantan Timur, benar-benar membuat banyak pihak bertanya-tanya perihal penyebab yang sebenarnya atas kasus itu.

Tim forensik dari Mabes Polri bahkan ikut turun tangan untuk mengungkap fakta atas kematian bocah yang ditemukan tanpa kepala di salah satu eks anak Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda beberapa bulan lalu.

Lalu bagaimana fakta-fakta yang mengiringi kepergian bocah malang tersebut? Berikut Ibukotakita.com telah merangkumnya dalam beberapa poin penting di bawah ini:

1. Autopsi Libatkan Tim Forensik Mabes Polri
Untuk mengungkap kasus kematian Yusuf, Polresta Samarinda sampai-sampai harus melibatkan tim forensik dari Mabes Polri. Tidak tanggung-tanggung, Mabes Polri. Tujuannya tidak lain demi membuka tabir atas musabab kematian yang sebenarnya terhadap Yusuf.

Apalagi sejak kasus itu bergulir, ada banyak praduga yang bermunculan, baik di jejaring media sosial (medsos) maupun di masyarakat itu sendiri. Ada yang menyebut kalau balita malang tersebut telah menjadi korban kekerasan yang berujung pada pembunuhan. Atas alasan itu, Mabes Polri terpaksa turun tangan menyelidikinya.

2. Ditangani Dokter Forensik Pertama di Asia
Yang tidak kalah menyita perhatian dalam kasus ini sendiri, yakni keterlibatan dr. Sumy Hastry Purwanti. Untuk diketahui, dr Sumy merupakan Polisi Wanita (Polwan) pertama yang dimiliki Indonesia yang menjadi spesialis di dunia forensik atau autopsi.

Tidak hanya itu, dr Sumy merupakan Polwan pertama di Asia sebagai seorang ahli forensik. Keterlibatan dr Sumy sendiri tidak lain demi mengungkap fakta sebenarnya atas kematian Yusuf. Mengingat, saat kali pertama ditemukan mengambang di eks anak sungai SKM, jasad Yusuf dalam keadaan tidak utuh, dengan kepala yang telah hilang. Kemudian di sebagian jasad korban pun telah dalam keadaan tidak utuh.

3. Hanya Butuh Waktu 9 Hari Ungkap Hasil Autopsi
Kinerja dr Sumy memang tidak perlu diragukan. Sebagai Polwan ahli forensik pertama di Asia, dia bergerak cepat mengungkap penyebab di balik kematian Yusuf. Hanya butuh waktu sekitar 9 hari, dr Sumy melakukan uji laboratorium atas jasad Yusuf.

Polwan berpangkat Kombes Pol itu membeberkan hasil uji laboratorium yang dia lakukan. Hasilnya, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dalam jasad Yusuf.

Saat menggelar jumpa pers di Mabes Polresta Samarinda, Kamis (27/2/2020) lalu, dr Sumy menyebutkan, hasil uji forensik atas jasad Yusuf, pihaknya tidak menemukan ada tanda kekerasan. Kematian Yusuf mengarah kuat karena bocah tersebut tenggelam dan terserat arus banjir.

“Tulang bagian dada pun utuh tanpa ada kerusakan, tulang iga kanan dan kiri serta tulang belikat, panggul, dua tulang paha dan dua tungkai tulang bawah tidak ditemukan tanda kekerasan,” beber dr Sumy. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email