Trase Awal Jembatan Balikpapan-Penajam Paling Ideal, Ini Penjelasan PT Waskita

Trase Awal Jembatan Balikpapan-Penajam Paling Ideal, Ini Penjelasan PT Waskita

IBUKOTAKITA.ID— PT Waskita Toll Road (WTR) telah melakukan presentasi terkait permintaan kajian ulang yang diminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait Ibu Kota Negara baru.

Direktur Pengembangan Usaha dan Operasi PT Waskita Toll Road Muhammad Sadali, mengatakan meski pihaknya sudah melakukan kajian ulang terkait jembatan tol Balikpapan – Penajam Paser Utara, namun letak ideal adalah letak yang sudah disampaikan awal.

“Menurut kami sih posisinya tetap yang paling ideal ada di lokasi yang sama karena bergeser tidak mungkin, geser ke kanan akan kena bangunan dan butuh jaringan tambahan,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (31/10/2019).

Menurut Sadali, dahulu ketika pihaknya merencanakan jembatan itu belum ada isu Ibu Kota Negara baru dan telah dirancang sejak 2015 dan saat ini sudah hampir jadi namun ditunda karena ada IKN.

Ia juga menyebutkan nantinya jembatan ini tetap terhubung dengan IKN melalui akses-akses lanjutan. “Nanti setelah tol akan ada jaringan atau akses-akses yang menghubungkan jembatan tol itu dengan centernya IKN. Panjang jalan sampai ke center IKN itu 50 km – 60 km tapi itu tidak mudah perlu pembangunan tidak murah,” ujarnya.

WTR juga telah melakukan presentasi terkait jaringan jalan ini kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan Ditjen Bina Marga dan saat ini sedang dalam evaluasi.

Untuk diketahui, proyek jembatan tol Balikpapan – Penajam sepanjang 7,6 kilometer merupan prakarsa dari WTR. WTR tidak sendirian dalam pembangunan jembatan tol pertama di Kalimantan itu.

WTR menggandeng pemerintah daerah, yakni Pemprov Kalimantan Timur, Pemkot Balikpapan, dan Pemkab Penajam Paser Utara. WTR menggenggam saham 60% sedangkan sisanya dimiliki pemerintah daerah.

Sebelumnya Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan bahwa prakualifikasi ulang ini tidak terlepas dari rencana pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur. Pasalnya, tak menutup kemungkinan adanya perubahan trase dari rencana sebelumnya.

“Ada permintaan dari Pak Menteri untuk review lagi mengenai jaringannya. Kami sudah ketemu dengan mereka [pemrakarsa], kita undang, dari Bina Marga juga melakukan review jaringan,” katanya.

Dari hasil kajian tersebut, nantinya akan ditentukan apakah rencana pembangunanan jalan berbayar tersebut masih akan tetap menggunakan trase ini, atau memerlukan penambahan trase baru.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan, terjadinya perpanjangan trase hingga ke Tol Balikpapan-Samarinda. “Itu yang sedang kita minta [untuk dikaji]. Karena di sana ada operator eksisting, Jasa Marga, bagaimana dengan dampak ibu kota baru,” ungkapnya.

Proyek Rp15,53 Triliun

Se[erti diketahui, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR telah menyelesaikan pelaksanaan pengoperasian Jalan Tol sepanjang 985 km sejak 2015 hingga Juni 2019. Sebelum 2015 Pemerintah telah menyelesaikan pembangunan sebanyak 795 km sehingga secara keseluruhan pembangunan jalan tol yang telah diselesaikan oleh Pemerintah adalah sepanjang 1.780 km. Selanjutnya, BPJT menargetkan pembangunan konstruksi jalan tol sepanjang 575 km yang diharapkan selesai pada Desember 2019.

Di samping penyelesaian target konstruksi pembangunan jalan tol, saat ini sedang dilakukan proses tender 1 ruas baru yaitu pengusahaan Jalan Tol Balikpapan – Penajam Paser Utara sepanjang 7,35 km dengan perkiraan nilai investasi sebesar Rp15,53 triliun. Proyek ini merupakan proyek atas prakarsa badan usaha dengan pemrakarsa PT Tol Teluk Balikpapan.

Selain Jalan Tol Balikpapan – Penajam Paser Utara, BPJT juga sedang merencanakan proses pelelangan untuk 6 (enam) ruas Jalan Tol dengan perkiraan biaya investasi sebesar Rp131,27 triliun.

Saat ini proyek-proyek tersebut sedang dalam tahap penyiapan dokumen lelang dan evaluasi pemberian jaminan dan/atau dukungan Pemerintah (apabila tersedia). Seperti dilansir dari Badan Pengatur Jalan Tol, enam ruas jalan tol yang akan dilelangkan tersebut antara lain terdiri sebagai berikut:

1. Jalan Tol Semanan – Balaraja sepanjang 31,9 Km
2. Jalan Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg sepanjang 38,6 Km;
3. Jalan Tol Akses Menuju Pelabuhan Patimban sepanjang 37,7 Km.
4. Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap sepanjang 184 Km;
5. Jalan Tol Yogyakarta – Bawen sepanjang 77 Km;
6. Jalan Tol Solo – Yogyakarta – Nyia Kulon Progo sepanjang 91,93 Km.

Kehadiran jalan tol yang terbangun di setiap daerah yang ada di Indonesia nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat penting bagi kesejahteraan seluruh masyarakat di daerah tersebut. Hadirnya jalan tol ini akan membantu masyarakat memangkas waktu perjalanan ke daerah yang sulit dijangkau, sehingga memberikan efisiensi perjalanan bagi pengendara.

Selain itu, jalan tol ini memberikan manfaat penting untuk meningkatan mutu perekonomian industri, barang, dan jasa suatu daerah. Secara keseluruhan, nilai investasi dan ekonomi akan tumbuh pesat dengan terbangunnya jalan tol. Diharapkan kawasan tersebut akan tumbuh lebih baik lagi dan semakin berkembang.

Pelelangan 7 ruas jalan tol baru tersebut merupakan bentuk komitmen Kementerian PUPR terhadap Visi Indonesia yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pembangunan infrastruktur yang tersambung dengan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Pariwisata, Kawasan Industri serta meningkatkan investasi dan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia. (JIBI/Bisnis)

Leave your comment
Comment
Name
Email