Ungkap Kematian Napi Lapas Samarinda yang Diduga Dianiaya Tahanan Lain, Polisi Lakukan Ini

Ungkap Kematian Napi Lapas Samarinda yang Diduga Dianiaya Tahanan Lain, Polisi Lakukan Ini

IBUKOTAKITA.COM–Tidak ingin kasus kematian narapidana bernama Ahmad Syukur, 35, berjalan panjang, pihak keluarga korban dan kepolisian sepakat melakukan autopsi terhadap jenazah yang bersangkutan. Harapannya, dari hasil autopsi itu, penyebab sebenarnya dari kematian korban dapat diketahui.

Bertempat di RSUD AW Sjahranie, Tim Forensik bersama Tim Inafis Polresta Samarinda melakukan proses autopsi terhadap jasad Ahmad Syukur, Rabu (12/2/2020) sekira pukul 11.00 Wita. Proses atuposi ini sendiri berlangsung selama hampir tiga jam lamanya.

Kepala Instalasi Forensik RSUD AW Sjahranie, dr Kristins Uli Gultom, yang dijumpai seusai melakukan proses autopsi menyampaikan, sejauh yang dapat dia saksikan, dia belum mendapati adanya tanda-tanda dugaan kekerasan pada tubuh korban.

“Kalau tanda-tanda adanya kekerasan sih belum ada kami lihat. Pada bagian kaki, perut, dan dada korban, pada saat dibuka banyak cairan,” ungkap dia.

Hanya pada bagian paru-paru dan ginjal korban, dr Kristins mengakui, jika pihaknya mendapati ada sedikit kejanggalan. Namun demikian, dr Kristins memilih belum mengungkapkan itu sebelum hasil autopsi dan uji laboratorium resmi keluar dalam tiga pekan ke depan.

“Kalau untuk lebam pada sekujur tubuh korban, terutama di bagian belakang [punggung], itu memang sangat mungkin terjadi. Lebam seperti itu tanda pasti kematian yang timbul pertama kali saat jenazah meninggal,” jelasnya.

Kristins juga tidak mau tergesa-gesa menyimpulkan penyebab kematian korban, apakah karena memang dugaan pengeroyokan oleh napi lain atau dikarenakan penyakit yang diidap yang bersangkutan. Menurutnya, semua akan diketahui setelah hasil autopsi keluar.

“Yang jelas, kita tunggu saja dulu hasil autopsi dan uji laboratoriumnya. Kita tunggu saja dulu kecocokan rekam medisnya dan hasil laboratoriumnya,” ucap dia.

Untuk kebutuhan uji laboratorium, Tim Forensik RSUD AW Sjahranie mengambil sampel berupa organ paru-paru dan ginjal Ahmad Syukur. Pasalnya, pada kedua bagian organ itu, tim forensik mendapatkan adanya sedikit kelainan.

“Untuk paru-parunya sudah mengeras dan terdapat benjolan-benjolan. Makanya, kami perlu menganalisanya terlebih dahulu,” cakapnya.

Sementara itu, Sugianto, 44, kakak korban, mengaku kurang puas dengan hasil autopsi sementara yang dilakukan Tim Forensik RSUD AW Sjahranie. Dia merasa yakin, kalau luka lebam dan memar yang terdapat pada jasad adiknya Ahmad Syukur adalah bekas kekerasan.

“Apa yang disampaikan dokter, kami anggap masih kurang memuaskan. Makanya, kami tunggu saja hasil autopsinya seperti apa nantinya,” ucap dia.

Dari perkara hukumnya sendiri, Sugianto memilih akan tetap melanjutkan laporannya. Sembari menunggu hasil autopsi keluarga, dia juga berharap, ada hasil lain dari penyelidikan yang dilakukan Polresta Samarinda.

“Upaya hukum akan tetap kami lakukan. Sementara waktu ini, kami akan menunggu dulu hasil autopsinya keluar,” tuturnya singkat sebelum berlalu menaiki mobil ambulans yang membawa jasad Ahmad Syukur.

Untuk diketahui, korban sebelumnya menghuni Lapas Tenggarong. Tapi karena suatu pertimbangan, yang bersangkutan dipindahkan ke Lapas Kelas II A Samarinda sekitar pertengahan 2019. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email