50 Tenaga Medis RSUD AWS Diistirahatkan Usai Terlibat Operasi Pasien OTG Covid-19

50 Tenaga Medis RSUD AWS Diistirahatkan Usai Terlibat Operasi Pasien OTG Covid-19

IBUKOTAKITA.COM – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda secara mengejutkan mengumumkan mengistirahatkan sekitar 50 tenaga medis yang mereka miliki, Selasa (28/4/2020) hari ini. Hal itu diambil setelah para tenaga medis tersebut terlibat dalam kegiatan operasi seorang pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) Covid-19.

Selain itu, pasien tersebut juga diketahui memiliki hasil rapid test reaktif Covid-19. Kondisi pasien yang memiliki status OTG dan rapid test reaktif Covid-19, diketahui setelah yang bersangkutan selesai menjalani serangkaian kegiatan operasi dan penanganan medis.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, dr David Masjhoer, mengakui jika pihaknya memang telah mengistirahatkan sebanyak 50 tenaga medis yang ada di rumah sakit tersebut.

Dalam video telekonferensinya, Selasa (28/4/2020) tadi, David menjelaskan awal mula kejadian tersebut. Pasien tersebut, datang untuk memeriksakan kesehatan beberapa hari lalu di RSUD AWS. Ketika itu, pihak rumah sakit tidak mengetahui jika yang bersangkutan adalah orang tanpa gejala (OTG) Covid-19.

“Kami baru mengetahuinya belakangan, setelah kami mendapatkan riwayat perjalanan pasien dari Bontang. Pasien ini memiliki kontak dengan petugas kesehatan di Rumah Sakit Islam Bontang dan RSUD Taman Husada,” tuturnya.

Atas dasar riwayat perjalanan pasien, kemudian langsung diputuskan untuk melakukan rapid test terhadap bersangkutan dan hasilnya menunjukkan reaktif Covid-19. Sehingga penanganan pasien dipindahkan ke ruang rawat isolasi RSUD AWS.

“Hasil rapid test terhadap pasien menunjukkan hasil reaktif [corona]. Sekarang pasien sudah kami pindahkan ke ruang isolasi untuk penanganan lebih lanjut. Kemudian, pasien kami masukkan sebagai pasien dalam pengawasan [PDP], sembari menunggu hasil Swab-nya keluar,” jelasnya.

Atas dasar hal itu, dr David mengambil sikap antisipasi terhadap semakin meluasnya wabah Covid-19 dengan mengistirahatkan para perawat dan dokter yang sempat menangani operasi dari pasien.

“Para perawat dan dokter ini, juga akan mengikuti kegiatan rapid test untuk mengetahui, apakah mereka ada terpapar Covid-19 atau tidak. Sebagaimana protokol penanganan Covid-19, rapid test akan kami lakukan dalam tujuh hari ke depan, atau sejak mereka kontak dengan pasien,” sebutnya.

Kebijakannya untuk mengistirahatkan 50 perawat dan dokter itu, sekaligus sebagai antisipasi lebih lanjut, mengingat Samarinda sendiri diprediksi akan segera memasuki puncak Covid-19. Karena semakin banyak yang terpapar, maka tentunya akan membutuhkan semakin banyak perawat dan dokter nantinya.

“Total semua perawat dan dokter yang kami istirahatkan ada sekitar 50 orang. Sekarang kami masih menunggu hasil rapid test. Kalau memang nanti hasilnya tidak reaktif atau negatid, baru mereka kami izinkan untuk bekerja lagi. Dan itu butuh waktu seminggu,” tandasnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email