Jaga Stabilitas Ekonomi, Kaltim Perlu Dorong Hilirisasi Investasi

Jaga Stabilitas Ekonomi, Kaltim Perlu Dorong Hilirisasi Investasi

IBUKOTAKITA.COM–Ekonomi Kaltim yang hanya bertumpu pada sektor pertambangan batu bara disebut sangat labil. Sebabnya, akan ada fasenya ekonomi tumbuh dengan sangat pesatnya. Sebaliknya, ada kalanya juga ekonomi bisa sangat rendah. Karena semuanya bergantung dari stabilitas ekonomi dunia.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim, Tutuk SH Cahyono, menyarankan agar pemerintah setempat tidak hanya memperkuat investasi di sektor pertambangan, baik itu batu bara maupun minyak dan gas (migas).

Dengan kondisi ekonomi dunia yang sulit diprediksi saat ini, Pemerintah Kaltim idealnya mulai membuka bahkan memperbanyak investasi di sektor hilirisasi. Dengan potensi perkebunan kelapa sawit yang dimiliki Kaltim saat ini, semestinya tidak sekadar dikelola untuk crude palm oil (CPO), tetapi mesti dicarikan investasi yang membuat turunannya.

“Kalau kita bercermin dari beberapa tahun terakhir, ekonomi Kaltim bisa tumbuh dengan begitu pesat. Tetapi di satu waktu bisa sangat rendah sekali. Faktornya, karena ekonomi Kaltim masih didominasi pertambangan, dan itu sangat bergantung pasar internasional,” jelasnya.

Hilirisasi di bidang investasi menurut dia tidak hanya untuk CPO, tetapi juga bisa untuk hasil perkebunan lain, misalnya saja karet, kakao, kopi, cokelat, gula aren, kelapa, dan lada. Jika didorong dengan serius, hilirisasi di sektor perkebunan itu akan bisa mengimbangi dominasi pertambangan.

“Pemerintah Kaltim memang harus mencari investasi yang memiliki nilai produk atau ekonomi tinggi, yang lebih stabil. Supaya tidak terjadi lagi kontraksi ekonomi seperti yang terjadi pada 2015 dan 2016 lalu,” sarannya.

Merujuk pada data Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, hingga 2014 lalu, areal perkebunan di Kaltim mencapai 1.187.421 hektare, dengan produksi 9.714.443 ton. Sektor terbesarnya adalah perkebunan kelapa sawit. Dari luas tanaman perkebunan kelapa sawit 1.020.413 hektare itu, setidaknya CPO yang diproduksi mencapai 9.628.072 ton.

Kemudian produksi terbesar kedua adalah perkebunan karet sebesar 63.281 ton dari luas tanam 113.485 hektare. Disusul perkebunan kelapa di urutan ketiga yakni sebesar 11.424 ton dari luas tanaman yang mencapai 26.674 hektare.

“Hilirisasi industri memang harus terus didorong agar ekonomi Kaltim ke depan secara perlahan beralih, tidak hanya mengandalkan hasil pertambangan saja,” tegasnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email