Belasan Tahun Warga di Pelosok Kutim Ini Hidup Tanpa Listrik

Belasan Tahun Warga di Pelosok Kutim Ini Hidup Tanpa Listrik

IBUKOTAKITA.COM-Kehidupan masyarakat di Desa Muara Pantun, Kecamatan Telen, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), ini benar-benar cukup memprihatinkan. Selama belasan tahun, mereka menjalani hidup tanpa bantuan setrum listrik dari PLN atau listrik desa dari pemerintah setempat.

Sejak Kabupaten Kutim dimekarkan dari Kabupaten Kutai pada 1999 silam, masyarakat Desa Muara Pantun, menyulam malam dengan hanya berbekal lampu teplok. Kondisi itu sedikit mulai membaik ketika memasuki tahun 2009-2010, di mana sebagian warga mulai mendapatkan setrum dari mesin genset.

Nasrun, 54, pengurus Masjid An Anur, Desa Muara Pantun, bercerita bagi masyarakat Desa Muara Pantun hidup di bawah ketiadaan setrum listrik bukan barang baru. Karena kondisi itu telah berlangsung sejak Kabupaten Kutim dimekarkan.

“Di tempat kami memang belum ada listrik masuk. Masyarakat hanya menggunakan mesin genset untuk memenuhi kebutuhan listrik pada malam hari,” ungkap dia saat media ini bertandang ke Desa Muara Pantun, belum lama ini.

Sedianya, di sekitar Desa Muara Pantun berdiri sejumlah perusahaan sawit. Bagi Nasrun dan warga Desa Muara Pantun yang lain, sembari menunggu adanya listrik dari PLN atau listrik desa, mereka berharap listrik perusahaan dapat mengalir ke tempat mereka juga. Hanya saja, hal itu sekadar harapan yang hingga kini belum dapat direalisasikan.

Apa penyebabnya sehingga listrik perusahaan tidak dapat disuplai ke Desa Muara Pantun, Nasrun mengaku tidak begitu mengetahuinya. Namun jika ditanya harapan adanya suplai listrik dari perusahaan, Nasrun sangat mengharapkan itu.

“Selain menggunakan mesin genset, dua tahun terakhir ini, sebagian dari warga Desa Muara Pantun sudah ada yang menggunakan tenaga surya,” katanya.

Harapan adanya listrik yang dapat disuplai ke Desa Muara Pantun, sedianya sudah ada. Pada 2018 lalu, diketahui jika Pemerintah Kutim telah mulai membangun jaringan listrik di desa itu. Bahkan, warga telah dijanjikan, kalau pada 2019 lalu, listrik sudah dapat mengalir di desa tersebut. Hanya hingga Maret 2020 ini, janji itu masih sebatas janji saja. Pasalnya, kelanjutan atas pembangunan tersebut tidak pernah direalisasikan lagi.

“Kalau untuk jaringan listrik, di sini sudah dibangun. Cuma untuk meteran yang ke rumah-rumah warga belum ada lagi yang dipasang. Kami sudah lama menunggu adanya jaringan listrik yang ke rumah kami, tetapi sampai sekarang belum ada lagi,” imbuhnya.

Apa yang disampaikan Nasrun, juga dipertegas Mus Mulyadi yang juga warga Desa Muara Pantun. Ketiadaan listrik yang mengalir ke desa mereka menjadi persoalan klasik yang hingga kini belum mendapatkan solusi nyata dari pemerintah.

Dalam berbagai kesempatan, misalnya saat ada kegiatan Rencana Musyawarah Pembangunan (Musrembang), baik di tingkat desa atau kecamatan, hingga ke tingkat kabupaten, usulan pembangunan jaringan listrik untuk Desa Muara Pantun maupun desa lain di Kecamatan Telen, telah berulang kali disampaikan. Hanya saja hingga di awal 2020 ini, usulan tersebut belum dapat direalisasikan pemerintah.

“Untuk jaringan listrik memang sudah ada di bangun di Desa Muara Pantun. Tetapi listriknya sendiri belum ada. Kami sangat berharap, pemerintah dapat segera memfungsikannya,” harap dia.

Mulyadi sangat berharap, desa mereka dapat segera teraliri listrik. Dia dan warga Desa Muara Pantun yang lain sangat ingin menikmati listrik layaknya desa-desa lain di Kutim yang sudah teraliri listrik. Misalnya di Sangatta sebagai pusat ibu kota kabupaten, maupun kecamatan lainnya seperti di Bengalon yang sudah dapat menikmati listrik 24 jam.

“Kalau bicara harapan dan keinginan, kami di sini sangat mengharapkan adanya listrik yang masuk ke desa kami. Saya merasa yakin, kalau listrik sudah ada, pasti ada banyak hal yang bisa kami lakukan. Ekonomi masyarakat di Kecamatan Telen juga pasti akan meningkat kalau sudah ada listrik,” tandasnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email