Diduga Kebiasaan Jajan Seks, 393 Orang di Kutim Positif HIV

Diduga Kebiasaan Jajan Seks, 393 Orang di Kutim Positif HIV

IBUKOTAKITA.COM – Angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dalam beberapa tahun ternyata cukup tinggi. Medio 2015-2019 saja, jumlah masyarakat yang terinfeksi virus tersebut sudah mencapai 393 orang. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi di balik tingginya orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tersebut.

Kepada media ini, Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kutim Harmadji Partodarsono menjelaskan, tingginya angka kasus HIV/AIDS di daerah itu dilatarbelakangi dua faktor. Pertama, kebiasaan atau perilaku masyarakat yang masih senang jajan seks sembarangan.

Kondisi itu di perparah dengan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan pelindung atau kondom saat berhubungan intim. Sedangkan penggunaan kondom adalah sebagai antisipasi terhadap penyebaran virus HIV/AIDS.

“Kebanyakan dari masyarakat masih menganggap sepele penggunaan kondom saat berhubungan badan. Padahal penggunaan kondom sendiri merupakan upaya pencegahan, apalagi untuk mereka yang biasa jajan seks sembarangan,” kata dia dihubungi melalui telepon selulernya, Jumat (10/1/2020).

Faktor kedua yang membuat penyebaran Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome atau HIV/AIDS yakni, perilaku dari sebagian masyarakat yang gemar gonta-ganti pasangan dalam berhubungan intim. Karena tidak sedikit dari mereka yang terinfeksi virus tersebut mengakui kalau sebelumnya mereka memang suka berganti-ganti pasangan berhubungan intim.

“Makanya, kami selalu mengingatkan agar masyarakat untuk setia pada satu pasangan seks saja. Kalau memang dari mereka ada yang gemar gonta-ganti pasangan, kami menganjurkan agar memakai pelindung, menggunakan kondom,” imbuhnya.

Menurutnya, jika perilaku gonta-ganti pasangan hubungan intim, jajan sembarangan seks, dan tidak menggunakan alat pelindung, maka cepat atau lambat, orang tersebut akan terinfeksi HIV/AIDS. Karena ketiga hal itu yang memang banyak menjadi penyebab orang terinfeksi virus tersebut.

“Makanya, dalam berbagai sosialisasi yang kami lakukan, baik di lingkungan pemerintah, perusahaan, dan tempat-tempat yang sebelumnya menjadi lokalisasi, kami selalu mengingatkan bahaya dari HIV/AIDS. Karena kalau sudah terinfeksi HIV/AIDS, maka tidak akan ada obat apapun yang bisa menyembuhkannya,” tegasnya.

Harmadji membeberkan, dari hasil kegiatan voluntary counselling and testing (VCT) kepada 12.254 orang di Kutim pada 2019 lalu, diketahui atau terdeteksi sebanyak 118 orang dengan HIV positif. Mereka ada yang dari kalangan penyuka sesama jenis, pekerja seks komersial (PSK), pelanggan PSK itu sendiri, dan pasien tuberkulosis (TBC).

“Mereka itu tersebar di 21 layanan Puskesmas dan enam rumah sakit yang ada di Kecamatan Sangatta Utara. Tingginya jumlah penderita HIV/AIDS ini memang menjadi perhatian serius dari kami dalam beberapa tahun terakhir ini,” tandasnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email