Duh, Ibu Hamil hingga Bayi di Kutim Ikut Terinfeksi HIV/AIDS

Duh, Ibu Hamil hingga Bayi di Kutim Ikut Terinfeksi HIV/AIDS

IBUKOTAKITA.COM – Penyebaran HIV/AIDS memang tidak pernah mengenal batas usia dan siapa orangnya. Seperti yang dialami beberapa warga di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) ini. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) setempat, tercatat ada 8 ibu hamil yang positif terinfeksi HIV/AIDS.

Tidak hanya itu, yang lebih mirisnya lagi, ternyata ada salah satu di antara bayi di Kutim yang juga positif terinfeksi HIV/AIDS. Hal itu diketahui KPA Kutim setelah melakukan serangkaian kegiatan voluntary counselling and testing (VCT) kepada 12.254 orang di daerah itu pada 2019 lalu. Hasilnya, terdeteksi sebanyak 118 orang dengan HIV positif, beberapa orang di antaranya adalah ibu hamil.

Kepala KPA Kutim Harmadji Partodarsono menyebutkan, jika ditotalkan dari hasil VCT selama 4 tahun terakhir atau medio 2015-2019, terdeteksi sebanyak 8 orang ibu hamil dan 1 orang bayi yang positif HIV/AIDS. Penularan itu didapatkan para ibu hamil setelah tanpa mereka sadari kalau suami atau pasangan mereka mengidap HIV/AIDS.

“Dari data pengidap HIV/AIDS yang tercatat sebanyak 393 orang selama 4 tahun terakhir, terdapat 8 orang ibu hamil dan 1 orang bayi. Terus terang saja, ini menjadi perhatian serius kami. Dan itu yang memang kami khawatirkan, makanya kami selalu menyampaikan, agar tidak jajan seks sembarangan, apalagi gonta-ganti pasangan seks tanpa pelindung (kondom),” tuturnya, Jumat (11/1/2020).

Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan KPA Kutim, diketahui, kalau penyebaran HIV/AIDS paling banyak diidap orang mereka pada usia yang terbilang cukup produksi yakni 31-41 tahun. Penyebaran virus mematikan ini didominasi oleh perilaku seksual yang tidak aman dan dampak penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza).

Harmadji menyebutkan, kunci untuk menekan penyebaran virus HIV/AIDS, tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah atau KPA. Kesadaran penuh dari seluruh kalangan masyarakat adalah yang paling utama. Sebab, penyebaran HIV/AIDS terjadi akibat perilaku seksual yang menyimpang atau tidak aman.

“Walau pun kami terus menggalaKkan kegiatan untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya HIV/AIDS, tetapi kalau tidak didukung oleh kesadaran masyarakat itu sendiri, ya sampai kapan pun penyebaran virus ini tidak akan pernah dapat ditekan. Apa yang kami lakukan juga akan sia-sia saja,” imbuhnya.

Harmadji menambahkan, dari pemetaan lokasi penyebarannya, KPA mencatatkan dari 18 kecamatan di Kutim, Kecamatan Sangatta Utara dan Muara Wahau adalah dua kecamatan yang paling banyak terindikasi masyarakatnya mengidap HIV/AIDS.

Hal itu dinilai wajar, karena memang di kedua lokasi itu sebelumnya masing-masing terdapat tempat Selain itu, di kedua kecamatan ini juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi.

“Pada dasarnya, kami cukup bersyukur dengan kebijakan Pemerintah Kaltim yang menutup rumah prostitusi seperti Kampung Kajang. Cuman yang menjadi kekhawatiran kami sekarang, adanya prostitusi terselubung. Kami menduga, masih banyaknya masyarakat yang terinfeksi virus HIV/AIDS di Sangatta Utara, bisa jadi karena hal itu,” ujarnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email