Ada Pohon Berusia 150 Tahun di Bukit Bangkirai Dekat Calon Ibu Kota

Ada Pohon Berusia 150 Tahun di Bukit Bangkirai Dekat Calon Ibu Kota

IBUKOTAKITA.COM – Bagi pencinta destinasi wisata alam, hutan Bukit Bangkirai bukan sesuatu yang asing. Hutan yang terletak di daerah Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) itu dikenal karena memiliki kekayaan flora dan fauna.

Selain itu, Bukit Bangkirai menjadi salah satu kawasan yang masih memiliki tutupan hutan yang begitu luas. Wajar jika dari waktu ke waktu, Bukit Bangkirai selalu menjadi rumah edukasi bagi para peneliti, pelajar, atau mahasiswa yang ingin mengenal berbagai jenis flora dan fauna.

Untuk menuju ke Bukit Bangkirai terbilang tidak terlalu sulit. Karena infrastruktur menuju kawasan itu sudah cukup terbuka. Dari arah SPBU Km 38 Samboja, Jalan Poros Samarinda-Balikpapan, hanya dibutuhkan waktu sekitar 35 menit menuju Bukit Bangkirai.

Mulai Dibuka Sejak 1998 Silam

Hutan Bukit Bangkirai layaknya oasis di tengah pembangunan yang kian mengimpit. Hutan ini pertama kali dibuka untuk masyarakat umum pada 14 Maret 1998 silam. Walau 21 tahun telah berlalu atau setelah diresmikan Menteri Kehutanan Djamaluddin Soerjohadikusumo, hutan Bukit Bangkirai masih setia bersolek.

Keasrian dan kelestarian hutan masih begitu menggoda untuk selalu dikunjungi. Di bawah kanopi, jalan berundak-undak yang terbuat dari akar pohon dan sisa-sisa kayu menjadi keunikan tersendiri saat menyusuri hutan tersebut.

Selain itu, hutan yang terletak di areal IUPHHK PT Inhutani I Batu Ampar Mentawir itu menjadi salah satu hutan hujan tropika basah yang berada di Pulau Kalimantan. Tidak hanya itu, tutupan hutan yang begitu terjaga juga menarik minat dari pegiat lingkungan dunia karena hutan ini menjadi wadah penelitian biodiversity.

Memiliki 2.800 Jenis Flora dan Fauna

Kekayaan hutan yang dimiliki Bukit Bangkirai memang tidak perlu diragukan. Bagaimana tidak, kawasan wisata alam yang terletak di hutan seluas 510 hektare itu diketahui memiliki lebih kurang 2.800 jenis flora dan fauna. Pohon dipterocarpaceae khususnya shorea laevis (bangkirai) adalah yang paling banyak ditemukan di kawasan itu.

Pengelola Ekowisata PT Inhutani yang juga pengelola kawasan hutan Bukit Bangkirai, Tamrin menyebutkan, setidaknya terdapat sekitar 3.000 jenis jamur, 13 jenis rotan, 24 jenis anggrek termasuk anggrek hitam, serta 113 burung, hewan mamalia dan serangga yang hidup di kawasan Bukit Bangkirai.

“Selain menjadi wisata edukasi dan ecotourism, Bukit Bangkirai ini juga menjadi kawasan pelestarian alam. Dengan dijadikannya sebagai kawasan wisata, kami mencoba menjaga lingkungan supaya tidak dirusak, tetapi bagaimana dijaga dan dilindungi bersama-sama,” katanya.

Terdapat Kayu Berusia 150 Tahun

Hutan Bukit Bangkirai memang mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Hutan yang dibentengi kayu-kayu besar menjadi pagar hidup yang begitu memesona. Mulai dari pohon puntat (barringtoma macrostachy), melunak (pentace laxiflora), smangkok (scaphium macropodum), keruing (dipterocarpus cornutus) adalah sedikit dari pepohonan yang tumbuh mekar di Bukit Bangkirai.

Yang tidak kalah menariknya, di hutan Bukit Bangkirai terdapat pohon yang telah memiliki usia hingga 150 tahun. Pohon itu bahkan telah berubah layaknya fosil. Pohon bangkirai (shorea laevis) begitu Tamrin menyebutnya. Pohon ini telah tumbang beberapa tahun lalu.

Tamrin menjelaskan, akar pohon yang dangkal dan tumbuh di pinggir jurang membuat pohon itu mudah tumbang, utamanya saat sudah berusia senja. Kayu itu memiliki diameter 100 centimeter dengan panjang mencapai 40 meter.

“Walau sudah mati, kayu ini masih dapat dimanfaatkan untuk bangunan karena tergolong kayu yang kuat. Cuman untuk kayu bangkirai yang tumbang ini memang sengaja kami biarkan, supaya menjadi bagian dari edukasi bagi wisatawan yang berkunjung ke sini,” sebutnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email