Jangan Ambil Tulang Belulang dari Gua Tengkorak Ini Jika Tak Ingin Dihantui

Jangan Ambil Tulang Belulang dari Gua Tengkorak Ini Jika Tak Ingin Dihantui

IBUKOTAKITA.COM– Kalimantan Timur  akan menjadi lokasi pemindahan ibu kota negara (IKN) yang baru. Provinsi ini dikenal memiliki kekayaan alam melimpah dan budaya yang beraneka ragam.

Tak hanya itu, Kaltim juga menyimpan pesona dan misteri-misteri yang menarik untuk ditelusuri. Salah satunya terletak di Desa Kesungai, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur. Berjarak sekitar 145 kilometer sebelah barat daya dari Kota Balikpapan terdapat suatu gua yang dikenal dengan sebutan Gua Tengkorak.

Mendengar namanya saja sudah menggambarkan sisi mistis, keangkeran dan seram. Dan memang begitulah faktanya. Gua yang berada di sebuah tebing kapur dengan tinggi mencapai 50 meter ini berisi tumpukan tengkorak-tengkorak dan tulang belulang manusia. Sesungguhnya, gua ini hanya sebuah ceruk yang berada di atas tebing setinggi 1,5 meter dengan lebar 2 meter dan panjang 3 meter.

Untuk naik menuju mulut gua tidak terlalu susah, pengunjung hanya perlu memanjat seratus anak tangga lebih. Mulut gua berada di sekitar pertengahan dinding tegak lurus gunung kapur. Di sana sudah terpasang menara kayu komplet dengan anak tangga zig-zag.

Fasilitas itu memang disediakan oleh pemerintah setempat untuk memberi kemudahan bagi wisatawan yang ingin silaturrahim dengan tengkorak-tengkorak di dalam gua. Uniknya, di dalam gua ini terdapat lorong sempit menjorok ke arah tebing. Dari luar memang nampak kecil, namun ketika ditelusuri gua ini sangat panjang.

Seperti dilansir dari kemdikbud.go.id, Rabu (27/11/2019), diperkirakan terdapat 35 tengkorak dan 170 tulang-belulang yang ada di dalamnya. Menurut kepercayaan warga setempat, tulang belulang manusia tersebut adalah mayat nenek moyang warga sekitar.

Dari sejarah, paada zaman kerajaan Sadurengas pada abad 16 Masehi, masyarakat zaman itu adalah penganut kepercayaan Hindu Kaharingan, sebelum datangnya ekspedisi Islam dari Kesultanan Demak.

Di zaman itu orang yang meninggal dunia jenazahnya tidak dikubur, melainkan dibungkus atau dimasukkan ke dalam setangkup kayu yang disebut lungun, atau dimasukkan ke dalam lubang kayu yang sengaja dibuat untuk mayat.

Proses pembungkusannya ini berlangsung sekitar setahun hingga jasadnya habis dan tinggal tersisa tengkorak dan kerangkanya. Barulah kemudian tengkorak dan tulang-belulangnya dipindahkan ke ceruk-ceruk atau gua-gua di dinding batu melalui upacara adat. Sebagian di antaranya, yang sekarang masih bisa ditemukan di Gua Tengkorak itu.

Kondisi tengkorak di dalam gua ini ada yang sebagian masih utuh, adapula yang sudah tinggal serpihannya atau beberapa bagian pecah. Tak hanya itu, di dalam gua ini terdapat populasi burung walet.

Untuk sampai ke tempat ini cukup mudah karena desa ini terletak di jalan Trans Kalimantan. Perjalanan menuju gua harus menyeberangi dua sungai dan jalan setapak sekira 1 kilometer.

Bagi para pengunjung ada pesan khusus dari penduduk setempat agar tidak mengambil tengkorak atau tulang-tulang yang ada di situ. Konon katanya, siapa yang berani mengambil tulang belulang dari gua tersebut bakalan ketimpa musibah dan akan diikuti makhluk halus sampai pulang ke rumah.

Leave your comment
Comment
Name
Email