Kaltim Berusaha Wujudkan Impian Miliki Jaringan Kereta Api

Kaltim Berusaha Wujudkan Impian Miliki Jaringan Kereta Api

IBUKOTAKITA.COM-Pemerintah Kalimantan Timur dan PT Kereta Api Borneo akhirnya mengadakan tatap muka setelah sekian lama tak bersua. Karena kondisi sedang tidak memungkinkan secara langsung di tengah pandemi Covid-19 atau virus Corona, pertemuan diadakan melalui virtual.

Kereta Api Borneo (KAB) yang merupakan anak usaha Russian Railways (RZD) ini ingin membicarakan surat yang sudah diajukan sebelumnya. Isinya adalah terkait pengunduran diri dari proyek pembangunan kereta api di Bumi Etam. Kalimantan Timur (Kaltim) tidak menjawab. Mereka masih berharap proyek tetap dilanjutkan.

Beberapa waktu berselang setelah pertemuan virtual, Pihak Rusia bertemu dengan jajaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Isu yang dibawa tidak jauh berbeda. Mengajukan pengunduran diri dari pembangunan kereta api. Lagi-lagi tak ada tanggapan. Jawabannya tak jauh beda.

Keinginan Kaltim memiliki jalur kereta api menemui secercah cahaya setelah gubernur saat itu, Awang Faroek Ishak berhasil meyakinkan RZD.

Badan usaha milik negara Rusia itu berminat membangun rel untuk kereta yang mengangkut batu bara lalu membentuk PT KAB. Pada 2015, Presiden Joko Widodo sendiri yang melakukan peletakan batu pertama sebagai awal mula proyek.

Berdasarkan keterangan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), kereta api Kaltim merupakan proyek pembangunan ular besi jalur tunggal sepanjang 203 km. Nilai investasi diperkirakan Rp53,3 triliun.

Sepanjang jalur bakal didukung infrastruktur meliputi stasiun, dermaga batubara, pelabuhan, dan pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas 15 MW.

PT KAB yang mengoperasikan proyek ini akan membangun melintasi empat kabupaten dan kota. Semuanya yaitu Kutai Barat, Paser, Penajam Paser dan Balikpapan.

Adanya rel ini bertujuan untuk mengurangi biaya distribusi dan waktu tempuh sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahan pertambangan. Sebelumnya, pengiriman batu bara di Kalimantan hanya menggunakan truk atau via sungai.

Tahap awal, PT KAB melakukan uji kelayakan tanah. Hingga batas yang ditentukan pada September tahun lalu, belum ada hasil diterima. Hingga akhirnya pengunduran diri diajukan.

Kepala Bidang Pengembangan dan Kereta Api Dinas Perhubungan Kaltim, Hasbi mengatakan bahwa hingga saat ini pemerintah tidak pernah sama sekali menerima hasil kajian. Ada saja alasan yang diberikan.

Di tengah tak kejelasan proyek, muncul isu perusahaan jasa konstruksi asal Tiongkok tertarik dengan pembangunan kereta api. Jika RZD hanya berfokus pada pengangkutan barang, China Railways Liuyuan Group Co, Ltd ingin pada kereta multifungsi yang juga bisa membawa penumpang.

Perbedaan fungsi tersebut terang Habi bakal berbeda dari sisi kajian. Regulasinya apalagi. Banyak yang harus diurus. Tapi jika China Railways serius, syarat-syarat yang dibutuhkan dijamin keluar cepat.

“Untuk jalurnya pun nanti mereka yang survei. Seperti apa yang akan disasar mereka. Mereka akan lakukan kajian akan melewati daerah mana saja dan titik akhirnya di mana,” katanya saat dihubungi akhir pekan lalu.

Dinas Perhubungan sampai saat ini belum tahu kapan akan berdiskusi dengan China Railways. Komunikasi baru terjalin dengan Gubernur Kaltim, Isran Noor.

Isran menjelaskan bahwa pertengahan bulan ini proyek pembangunan akan tetap dilanjutkan. Dia mengklaim banyak investor yang tertarik dengan moda transportasi pertama di Kalimantan ini.

“Sedang dibahas kemungkinan-kemungkinannya. Apabila nantinya Tiongkok jadi atau tertarik maka akan diberikan kemudahan pelayanan,” jelasnya.

Menurut Isran, Negeri Beruang Putih mundur di tengah jalan karena telah mengalkulasi kembali nilai investasi pembangunan dengan keuntungan yang didapat. Untuk balik modal dengan hanya mengangkut batu bara, rasanya dianggap sulit kembali.

PT KAB memiliki perwakilan dari Indonesia. Penjabat Sekretaris Provinsi Kaltim, Muhammad Sa’bani menuturkan bahwa kini delegasi tersebut sudah tak ada. “Karena Sudah tidak ada kegiatan,” ucapnya.

Perwakilan tersebut adalah Yadi Sabiannoor yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah. Saat dikonfirmasi, dia enggan memberikan komentar banyak.

“Saya sejak 2018 sudah tidak ada di situ [PT KAB]. Ke Pak Gubernur saja,” katanya.

Sementara itu Sekretaris Pers Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Denis Tetiushin, mengundang wartawan untuk pertemuan virtual dengan Lyudmila Vorobieva sebagai Perwakilan Rusia. Agenda yang akan dilakukan pada pertengahan Minggu menjawab semua pertanyaan, termasuk isu yang sedang hangat.

“JSC Russian Railways sejak lama ada minat besar untuk berinvestasi di Indonesia. Proyek kereta api di Kalimantan Timur adalah subject to discussion between the company and Indonesian Side,” katanya. (JIBI/Bisnis Indonesia/affry Prabu Prakoso)

Leave your comment
Comment
Name
Email