Kemunculan Kawanan Pesut di Sungai Mahakam Kaltim Dinilai Tak Aneh

Kemunculan Kawanan Pesut di Sungai Mahakam Kaltim Dinilai Tak Aneh

IBUKOTAKITA.COM-Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) mengatakan kemunculan pesut Mahakam yang sempat viral merupakan hal yang biasa. Pesut itu disebut kerap muncul di Sungai Mahakam untuk mencari ikan-ikan kecil sebagai makanannya.

“Itu sudah biasa hanya saja memang baru-baru ini masyarakat punya HP dan kemudian mengabadikan momen itu dan menjadikan sesuatu hal yang langka,” kata Direktur Yayasan konservasi RASI Budiono seperti dikutip dari detikcom, Rabu (22/7/2020) malam.

Budiono mengatakan bahwa keberadaan pesut Mahakam tidak hanya di Sungai Pela, Kutai Kartanegara (Kukar). Mamalia khas sungai Mahakam ini bahkan terlihat hingga ke wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur (Kaltim).

Dia juga menyebut jumlah mamalia ini kian menyusut. Menurut penelitiannya tahun 2019 pesut mahakam tersisa 81 ekor. Budiono mengatakan kematian terbanyak disebabkan karena jaring nelayan.

“Penelitian kami terakhir pada tahun 2019 menunjukkan, jumlah mamalia air ini telah menyusut dan kini tersisa 81 ekor,” kata Budiono.

“Untuk alasan penyebab mati, kebanyakan mati di dalam jaring nelayan, jadi 66 persen. Untuk tahun 2018 ada penyebab kematian lain diduga pesut banyak yang mati habis makan ikan yang diracuni,” sambungnya.

Video kawanan pesut muncul di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, viral di media sosial. Kawanan pesut muncul kembali di Sungai Mahakam sejak April lalu.

Dalam video yang beredar, tampak kawanan pesut muncul di permukaan Sungai Mahakam. Mereka berlompatan dan masuk kembali ke dalam air.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Pela, Alimin, mengatakan pesut Mahakam kembali muncul setelah sempat menyingkir ke sungai-sungai kecil akibat kerusakan Sungai Mahakam. Salah satunya di Sungai Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara.

Ada sekitar 20 pesut di Sungai Pela, yang merupakan anak Sungai Mahakam. Kawanan pesut itu selalu muncul ke permukaan dalam 4 bulan terakhir.

“Ada 20 individu yang sering muncul ke permukaan, 3 di antaranya balita, dan ini sudah berlangsung selama 4 bulan terakhir,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Pela, Alimin, Selasa (21/7/2020).

Leave your comment
Comment
Name
Email