Kota Balikpapan Berwarna Hitam pada Peta Covid-19, Dinkes Kaltim Beri Penjelasan

Kota Balikpapan Berwarna Hitam pada Peta Covid-19, Dinkes Kaltim Beri Penjelasan

IBUKOTAKITA.COM-Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Andi Muhammad Ishak, menjelaskan mengapa Kota Balikpapan pada infografis di laman Covid-19.kaltimprov.go.id, laman resmi Pemprov Kalimantan Timur soal wabah Covid-19 di Kaltim, menjadi berwarna hitam.

“Mohon maaf, sebenarnya gambar yang ada ada info grafis itu hanya menandakan degradasi warna berdasarkan jumlah kasus jadi bukan tingkat risiko keparahan,” kata Andi Muhammad, Rabu (1/7/2020).

Selama ini Gugus Tugas Perceptan Penanganan Covid-19 menggunakan istilah dengan warna sebagai penanda. Zona Hijau untuk wilayah yang aman atau tidak ada kasus penularan Covid-19, Zona Kuning, Zona Orange, dan Zona Merah sebagai tanda ada warga setempat atau orang dari tempat lain yang ditemukan tertular di tempat tersebut.

Dengan kategori itu, jelas Andi Muhammad, Kota Balikpapan statusnya masih tetap zona merah. Hal ini sudah berlangsung sejak Maret lampau.

Saat itu sudah ada kasus penyebaran Covid-19 yang berasal dari pendatang dan sudah ada pula kasus penularan setempat atau transmisi lokal atau klaster.

Selain itu, Andi Muhammad menegaskan, tidak dikenal zona hitam dalam penetapan kasus penularan Covid-19. “Jadi hanya ada zona merah, orange, kuning dan hijau,” ujarnya.

“Merujuk pada tampilan peta di laman Covid-19.kaltimprov.go.id, peta di situ menggambarkan perbedaan warna atas jumlah kasus, bukan karena risiko penularan”.

Sebelumnya, tak urung Wali Kota Rizal Effendi berkomentar soal warna hitam untuk Balikpapan dalam peta tersebut.

“Ya harus diterima supaya mengingatkan kepada kita. Supaya kita lebih waspada,” kata Wali Kota.

Dalam dua pekan terakhir dalam kerangka normal baru, hampir setiap hari terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif. Penambahan ini berasal dari pekerja perusahaan, terutama di sektor migas dan batubara yang datang ke Balikpapan atau Kaltim.

Hingga Senin sore 29/6 jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 181 orang. Sebagian dari itu berasal dari sektor pekerja migas dan batu bara juga terdapat pekerja dari telekomunikasi, sopir, pekerja katering dan elektrifikasi. Sejauh ini ada 52 perusahaan yang karyawannya terpapar virus asal Wuhan, China, ini. (Antara)

Leave your comment
Comment
Name
Email