Lapas Samarinda Bantah Ada Penganiayaan, Tubuh Korban Lebam Karena Gangguan Ginjal

Lapas Samarinda Bantah Ada Penganiayaan, Tubuh Korban Lebam Karena Gangguan Ginjal

IBUKOTAKITA.COM – Kematian Ahmad Syukur, 35, salah seorang narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), masih menyisakan pertanyaan. Kematian korban yang diduga akibat dianiaya tahanan lain ditepis pengelola lapas setempat.

Sebelumnya, kakak korban, Sugianto, 44, mencurigai ada yang tidak wajar atas kematian adiknya. Hal itu setelah dia mendapati sejumlah luka lebam di jasad korban saat akan memandikannya di rumah duka Jalan Gunung Pasir, RT 038, Kelurahan Melayu, Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (11/2/2020) siang.

Terkait itu sendiri, Kepala Lapas (Kalapas) Klas IIA Samarinda, M. Ilham Agung membatah tudingan tersebut. Sebagai kalapas, Ilham justru merasa kaget mengetahui ada luka lebam dan memar di jasad Ahmad Syukur.

Apalagi, selama menjadi tahanan Lapas Kelas IIA Samarinda, Syukur disebutkan Ilham, hampir-hampir tidak pernah mengeluhkan adanya penganiayaan yang dilakukan anggota narapidana yang lain. Begitu juga ketika korban mendapatkan perawatan dari rumah, hampir-hampir tidak pernah menyinggung persoalan itu.

“Selama dia [Ahmad Syukur] menjalani perawatan di rumah sakit, tidak tidak pernah mengobrolkan [adanya dugaan penganiayaan] itu kepada petugas kami,” kata Ilham.

Selain itu, Ilham menepis adanya tudingan, jika dalam kasus kematian Ahmad Syukur ada anggota Lapas Kelas IIA Samarinda yang juga ikut terlibat menganiaya korban. Sebelumnya, kakak korban, Sugianto, sempat menerima laporan jika adiknya juga dianiaya petugas lapas.

Walau begitu, Ilham memastikan, jika memang sampai ada tindakan kekerasan yang dilakukan tahanan lain, apalagi sampai melibatkan petugas lapas, maka dia siap menyelidiki hal itu. Bahkan dia siap terbuka jika memang ada penyelidikan yang nantinya dilakukan pihak kepolisian.

“Jika memang benar [ada dugaan penganiayaan terhadap Ahmad Syukur], maka itu pasti akan ketemu, saya yakin itu. Dan kami akan pelajari dan menyelidiki informasi itu,” imbuhnya.

Kepada awak media, Ilham justru menduga, kematian Ahmad Syukur bukan dikarenakan adanya penganiayaan oleh napi lain. Tetapi lebih dikarenakan yang bersangkutan yang mengidap penyakit gangguan ginjal.

“[Kemungkinan] Kaki dan perut [Ahmad Syukur] memang membengkak [karena penyakit ganggaun ginjal itu]. [Karena biasanya] Kematian akibat gangguan ginjal itu pasti ada lebam,” ujarnya.

Untuk diketahui, Ahmad Syukur sebelumnya menghuni Lapas Tenggarong. Dikarenakan suatu pertimbangan, yang bersangkutan dipindahkan di Lapas Kelas IIA Samarinda sekitar pertengahan 2019 lalu.

Sejak Desember 2019 lalu, Ahmad Syukur juga diketahui kerap masuk keluar klinik kesehatan yang ada di Lapas Samarinda. Hal itu dikarenakan kondisi kesehatan korban yang kerap tidak stabil. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email