Lumba-Lumba Air Tawar Penghuni Sungai Mahakam Kini Kian Terancam

Lumba-Lumba Air Tawar Penghuni Sungai Mahakam Kini Kian Terancam

IBUKOTAKITA.COM – Bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Sungai Mahakam, mulai dari hilir Kota Samarinda hingga muara Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), nama Pesut Mahakam bukan nama yang asing. Hewan air tawar itu merupakan hewan melegenda dan salah satu spesies hewan air yang menjadi penghuni Sungai Mahakam.

Pesut Mahakam adalah hewan air sejenis dolpin atau lumba-lumba air tawar. Uniknya, hewan ini hanya terdapat di Sungai Mahakam. Wajar, jika di Mahakam dilekatkan dalam nama hewan yang dikenal dengan nama latin orcaella brevirostris tersebut.

Namun sayangnya, ekspansi kehidupan manusia dan perambakan terhadap hutan dan alam, membuat air Sungai Mahakam sebagai habitat utama pesut kian hari semakin keruh dan tidak lagi ramah bagi hewan tersebut. Akibatnya, populasi satwa liar itu saat ini terancam punah.

Sejarawan Kaltim Muhammad Sarip menyebutkan, pesut sendiri merupakan hewan yang menjadi salah simbol bagi masyarakat Kaltim. Penyematan nama Mahakam setelah nama pesut, pun disebabkan karena memang habitat hewan itu satu-satunya di Indonesia, hanya di Sungai Mahakam.

“Sebagian orang memang menggolongkan pesut ini sebagai spesies dari ikan. Tetapi menurut saya itu masih kurang tepat. Karena pesut ini merupakan mamalia seperti halnya lumba-lumba dan paus,” jelas Sarip kepada media ini, Sabtu (11/1/20).

Sarip menyebutkan, perbedaan pokok mamalia dengan ikan adalah cara produksi dan respirasi (pernapasan). Pesut Mahakam berkembang biak dengan beranak. Sedangkan ikan dengan cara bertelur. Selain itu, pesut tidak bernafas dengan insang sebagaimana lazimnya ikan.

“Pesut bernafas dengan paru-paru. Makanya, Pesut Mahakam sering muncul ke permukaan air Sungai Mahakam. Pesut ini memang akan muncul secara berkala ke permukaan air untuk menghirup udara dan mengeluarkan karbon dioksida,” ungkapnya.

Sementara dari segi penampakan fisik, sambung Sarip, yang membedakan Pesut Mahakam dengan ikan, karena kedudukan sirip ekornya. Kedudukan sirip ekor mamalia air seperti pesut dan paus maupun lumba-lumba adalah horizontal, sedangkan sirip ekor ikan adalah vertikal.

“Kemudian perbedaan lainnya dengan lumba-lumba biasa, Pesut Mahakam mempunyai lubang pernapasan di bagian kepala dan terdapat katup yang menimbulkan bunyi mencuit bila berada di luar air. Selain itu, Pesut Mahakam juga memiliki gigi dan kelopak mata serta lidah yang mirip manusia,” jelasnya.

Bagi masyarakat Samarinda tempo dulu, keberadaan Pesut Mahakam seolah menjadi hiburan tersendiri. Selain karena memang kebanyakan masyarakat Samarinda beranak pinak di sepadan Sungai Mahakam. Pesut Mahakam menjadi fenomena alamiah yang menjadi hiburan masyarakat, karena hewan mamalia tersebut bukan hewan buas.

“Pesut Mahakam ini mengapa melegenda, karena selain memang hanya satu-satunya di Kaltim dan Indonesia, hewan ini memang tidak pernah mengganggu orang yang sedang berenang di sungai atau menyeruduk perahu. Pesut sendiri memiliki ukuran panjang bisa mencapai 2 meter lebih,” tandasnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email