Menikmati Pesona Gunung Lonceng di Samarinda

Menikmati Pesona Gunung Lonceng di Samarinda

IBUKOTAKITA.COM-Sudah banyak yang mengatakan Gunung Lonceng atau gunung RCTI di Samarinda Kaltim memiliki panorama yang indah. Sekarang ada spot Instagramable-nya lho.

Gunung yang tertinggi di Samarinda ini sebelumnya hanya dikenal sebagai tempat perusahaan TV Swasta nasional dan perusahaan telekomunikasi seluler menempatkan pemancarnya karena memiliki lokasi strategis dengan ketinggian yang memadai untuk menjadi tempat pemancar saluran televisi dan alat komunikasi.

Gunung ini berada di Jalan Dwikora, Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang. Kawasan ini sejak seminggu terakhir, banyak pembicaraan dari para netizen mengenai sebuah spot foto baru di Kota Samarinda. Lokasi yang indah bagi pecinta foto dengan latar belakang sungai Mahakam, dan kota Samarinda.

Perubahan yang terjadi tidak lepas dari peran warga sekitar, terutama Sayid Gazali Bahasyim (45) dan Sahyudin, 39. Sejak Februari lalu, keduanya berinovasi dengan membuat wahana selfie berbentuk perahu, tangan raksasa, sarang burung raksasa, ayunan, lambang berbentuk hati, dan panah raksasa.

Sayid Gazali Bahasyim atau yang lebih akrab disapa Zali saat ditemui pada Senin (15/6/2020) pagi mengatakan ide mengembangkan lokasi ini sebenarnya tidak disengaja. Dirinya berniat untuk berkebun di tanah tersebut.

Namun niat kedua sahabat itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Cuaca yang tak bersahabat membuat beberapa tumbuhan yang mereka tanam justru mati,

“Saya pinjam dari pemilik tanah untuk berkebun dengan teman saya [Sahyudin]. Tetapi tumbuhan yang kami tanam tidak bisa berkembang, curah hujan yang minim justru membuat tanaman labu, jahe, serai mati ,” kata Zali pegawai honor di Dinas Pendidikan Kota Samarinda ini seperti dikutip dari detikcom, Senin (15/6/2020).

Frustrasi karena menanggung rugi yang tidak kecil, kedua sahabat ini mencoba menenangkan pikiran di atas bukit tempatnya berkebun. Hamparan panorama Kota Samarinda di sisi kiri bukit, serta pemandangan Sungai Mahakam dan Kutai Lama di sebelah kanan membuat keduanya berpikir untuk memanfaatkan keindahan alam ini.

“Saat kami kebingungan justru banyak orang datang ke kebun kami untuk berswafoto, agar tidak tambah rusak kami buat pagar di kebun itu, namun bukannya menyerah mereka malah menawarkan sejumlah uang agar bisa foto di lokasi kami,” jelas Jali.

“Saat itulah ide ini muncul. Jadi saya bersama Sahyudin berinisiatif untuk membuat wahana selfie, sembari menikmati panorama alam,” sebut Zali.

Dengan modal Rp1 juta mereka lalu membuat wahana selfie berbentuk perahu, tangan raksasa, sarang burung raksasa, ayunan, lambang berbentuk hati, dan panah raksasa. Awalnya hanya untuk keluarga dan warga sekitar yang ingin bersantai. Namun tidak disangka, ketika wahana tersebut selesai terbangun, ada warga yang mengunggahnya ke sosial media.

“Kami terkejut ketika tempat ini menjadi ramai di media sosial dan banyak warga Kota Tepian mengunjungi Gunung Lonceng hanya untuk mengabadikan momen disini,” kata Jali.

Kesempatan ini tidak ingin disia-siakan, usaha yang tadinya hanya untuk menghibur hati akibat tanaman mereka rusak akibat cuaca, malah membuahkan hasil di usaha mereka yang lain. Mereka pun mulai memutar otak guna mengembalikan modal operasional, dan melakukan perawatan terhadap destinasi kegemaran pelancong ini.

“Kami sepakat membebani biaya Rp 5.000 untuk setiap pengunjung dan ini digunakan untuk biaya perawatan dan pemeliharaan. Selain itu tiket masuk hanya berlaku untuk pengunjung, sedangkan pedagang dan parkir tidak akan kami pungut biaya,” kata Zali.
Tidak dipungutnya tukang parkir dan pedagang lanjut Zaki hal ini dimaksudkan untuk membantu perekonomian warga sekitar. Mereka memanfaatkan objek wisata ini guna membuka lapak dagangan dan menjaga parkir.

Selain itu pemilik tanah yang tadinya hanya menjadikan tempat ini untuk aset pribadi juga ikut ketiban untung, tanah yang tadinya dipinjamkan mulai disewakan.

“Kami tidak pinjam lagi, tapi kami sewa. Tujuan kami pun tercapai dengan membantu ekonomi warga sekitar,” jelasnya.

Namun memang berbagai kendala mulai bermunculan salah satunya adalah persoalan izin dari pemerintah. Padahal ratusan bahkan ribuan wisatawan lokal, baik dari Samarinda maupun luar daerah berbondong-bondong mengunjungi Gunung Lonceng.

Leave your comment
Comment
Name
Email