Menjadikan Komoditas Sagu Lebih Bernilai dengan Inovasi

Menjadikan Komoditas Sagu Lebih Bernilai dengan Inovasi

IBUKOTAKITA.ID– Desa Pemakuan merupakan salah satu sentra Kampung Sagu di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Produksi tepung sagu setiap hari di desa tersebut mencapai 2 sampai 5 ton. Sejauh ini pemanfaatan sagu hanya di jual dalam bentuk tepung sagu dan bahan mentah bubur sagu.

Hal ini menggugah dosen Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk membantu warga mengembangkan sagu menjadi produk yang lebih bernilai.

Diungkapkan koordinator Dosen Fahutan ULM Arfa Agustina Rezekiah, ia bersama rekannya Adistina Fitriani melalui program PNBP tahun 2019 terjun ke Desa Pemangkuan untuk memberikan pelatihan diversifikasi produk sagu dan pelatihan promosi lewat media online kepada masyarakat Pamangkuan.

“Sekarang ini minat masyarakat terhadap makanan sehat, rendah gula dan berserat tinggi semakin bagus dan sagu salah satu makanan yang berserat tinggi dan rendah gula,” ucapnya, Kamis (7/11/2019).

Hanya saja, masyarakat disini belum memiliki keterampilan untuk mengolah sagu, mereka hanya bisa menjual sagu dalam bentuk tepung sagu, bubur sagu dan cendol sagu.

“Nah melalui kegiatan ini kami memberikan pelatihan dalam inovasi dan diversifikasi produk makanan berbasis sagu,” jelasnya lagi.

Selain itu, masyarakat juga dilatih penggunaan teknologi informasi dalam hal ini media sosial sebagai sarana pemasaran.

“Jadi selain dilatih membuat beragam produk berbasis sagu, kami juga melatih masyarakat untuk pemasarannya, dimana sekarang pemasaran secara online yang paling cepat untuk membuka jaringan usaha,” ujarnya.

Leave your comment
Comment
Name
Email