Pemkot Balikpapan Pacu Kinerja Ekspor Melalui Sektor UKM

Pemkot Balikpapan Pacu Kinerja Ekspor Melalui Sektor UKM

IBUKOTAKITA.COM- Pemerintah kota Balikpapan mengharapkan dapat memacu kinerja ekspor melalui sektor industri Usaha Kecil Menengah (UKM).

Sekretaris Dinas Perdagangan Kota Balikpapan Philipus Rimpa mengatakan selama ini kota minyak tak banyak menghasilkan produk perdagangan tambang tetapi menjadi jalur yang dilewati kepabeanan. Kondisi tersebut lantaran Balikapapan disokong oleh keberadaan pelabuhan dan infrastruktur yang memadai.

Namun di sisi lain, hal tersebut perlu menjadi perhatian karena Balikpapan sebetulnya memiliki produk dan jasa lokal yang belum digali, utamanya dari sektor pangan.

“Itu dalam waktu dekat potensi ekspor ladanya mau dikirim. Pengusahanya sudah ketemu buyer sudah. Tinggal nota kesepahaman-nya yang masih ditinjau lagi. Dengan adanya Surat Keterangan Asal (SKA) kami berupaya supaya pajaknya bea masuknya ke sana nggak tinggi,” jelasnya Minggu (17/11/2019) seperti dilansir Bisnis.com.

Selain lada, Philipus menyebutkan terdapat pengusaha kopi yang sudah mengantongi sertifikasi ekspor terbatas. Negara tujuan yang tengah dijajaki adalah Swiss. Dia mengharapkan tahun depan hal tersebut bisa terealisasikan.

Belum lagi kue salak yang rencananya diekspor ke Timur Tengah. Volumenya memang masih kecil tetapi nantinya diharapkan bisa mencapai satu kontainer. “UKM ini kan selama ini belum ada ekspor. Kami beri semangat untuk UMKM ini,” tekannya.

Sementara itu, untuk membantu para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Wali Kota Balikpapan akan mengalokasikan anggaran dalam program sertifikasi halal.

Meringankan

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan alokasi anggaran untuk meringankan pemilik usaha kecil dalam mengurus sertifikat halal. Selanjutnya, untuk menentukan besaran alokasi tersebut, hingga kini pihaknya masih menunggu keputusan Kementerian Agama, yang telah mengambil alih penerbitan sertifikat halal.

Tercatat nilai ekspor komoditas nonmigas yang melalui Balikpapan sepanjang Januari hingga September tahun ini mencapai US$2,37 miliar. Batu bara menjadi penyumbang terbanyak dengan angka US$1,6 miliar. Diikuti oleh CPO/ Palm oil/ kernel dengan nilai sebesar US$589 juta.

Berdasarkan data ekspor yang dimiliki Dinas Perdagangan Balikpapan, volume ekspor batu bara tercatat sebesar 47 juta metrik ton. Sementara volume ekspor CPO sebanyak 949 juta metrik ton. Selain dua komoditas itu, tercatat ekspor ikan segar mencapai 2,8 ton dengan nilai US$84 juta.

Sementara ekspor migas pada periode yang sama tercatat sebanyak US$44 juta. Nilai ekspor itu disumbang oleh komoditas LSFO-V-125 dari kilang Balikpapan sejumlah US$13,06 juta. Serta Senipah Condensate menyumbang US$27,4 juta. Dengan demikian, secara keseluruhan nilai ekspor yang tercatat dari Balikpapan senilai US$2,77 miliar.

China masih menjadi tujuan utama ekspor dari Kalimantan Timur dengan kuantitas 40 kali. Kemudian disusul India sebanyak 36 kali, Timur Tengah 26 kali dan Eropa 23 kali ekspor.

Hal itu berdasarkan surat tujuan ekspor yang diterima dinas perdagangan sepanjang Januari hingga September ini, realisasi formulir SKA atau CoO sebanyak 160,l.

SKA atau surat keterangan asal (CoO / certificate of Origin) merupakan dokumen yang menerangkan negara asal suatu barang yang akan diimpor atau diekspor. Dokumen ini wajib dilaporkan eksportir ke pemerintah.

Sehingga memang nilai yang tercatat itu bukan semuanya berasal dari Balikpapan, melainkan dari beberapa daerah di Kalimantan Timur,” imbuh Beberapa daerah penghasil ekspor seperti Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Samarinda.

Sementara itu berdasarkan realisasi pertumbuhan ekspor dalam beberapa tahun terakhir, posisi ekspor Balikpapan belum aman. Artinya, sampai bulan Agustus baru tercatat US$2,1 miliar. Sementara tahun lalu, jumlahnya mencapai US$2,8 miliar atau naik sebesar 0,11% dari 2017 yang besarnya US$2,5 dollar. (Anitana Widya Puspa/Bisnis) 

Leave your comment
Comment
Name
Email