Penasaran Masjid Tertua di Kaltim? Ini Daftarnya

Penasaran Masjid Tertua di Kaltim? Ini Daftarnya

IBUKOTAKITA.COM – Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah satu daerah tujuan persebaran agama Islam.

Setelah masuknya agama Islam, terdapat tempat ibadah yang dibangun dan digunakan pada zaman itu dan masih berdiri kokoh mesikpun harus mengalami proses renovasi. Berikut daftar masjid tertua yang berada di Kaltim:

1. Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin

Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin (Wikipedia)

Masjid Jami Amir Hasanudin yang berdiri pada tahun 1874 oleh Raja Sultan Sulaiman terletak di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Masjid ini merupakan aset Kesultanan Kutai Kertanegara (Kukar).

Pada masa pemerintahan Sultan Adji Muhammad Parikesit, masjid ini mengalami perluasan dan perbaikan menyeluruh. Dia tidak lain adalah cucu dari Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Penamaan masjid ini diambil dari seorang Menteri Kerajaan Kutai Kertanegara di zaman Sultan Muhammad Parikesit, yaitu Haji Adji Pangeran Sosronegoro.

Koleksi yang dapat ditemukan terdiri atas menara masjid, tiang guru, mimbar masjid, dan sudut mihrab masjid. Hampir seluruh bangunan masjid ini terbuat dari kayu ulin. Lantai masjid ini adalah keramik.

Masjid Jami Amir Hasanudin menampilkan arsitektur bergaya tradisional Kalimantan Timur. Atapnya berbentuk tumpang tigadengan puncaknya berbentuk limas segi lima. Setiap tingkatan itu ditandai dengan saluran udara yang jumlahnya variatif.

2. Masjid Shiratal Mustaqiem

Masjid Shiratal Mustaqiem (Wikipedia)

Masjid Shiratal Mustaqim merupakan masjid tertua di Samarinda, Kalimantan Timur yang terletak di Jl. Bung Tomo, Kelurahan Mesjid, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Dibangun pada  1881 oleh Said Abdurachman bin Assegaf, seorang pedagang muslim Pontianak, masjid ini memiliki nama Masjid Jami yang memiliki arti sebagai tempat penghimpunan jamaah. Masjid ini diresmikan oleh Kesultanan Kutai Kertanegara, Sultan Kutai Aji Muhammad Sulaiman pada tahun 1891.

Lokasi di wilayah Kampung Mesjid mulanya merupakan tempat sarang perjudian tan penyembahan berhala, oleh karena itu setelah terbangun Masjid akhirnya kegiatan maksiat tersebut ikut menghilang dari wilayah itu.

Masjid ini terbuat dari bahan ulin yang diambil dari empat kampung berbeda, yaitu Karang Mumus, Dondang, Kutai Lama, dan Loa Haur.

Bentuk bangunan masjid ini masih dipertahankan oleh warga sekitar. Hanya saja masjid ini mengalami perubahan nama menjadi Shirathal Mustaqim.

3. Masjid Raya Darussalam

Masjid Raya Darussalam (wikipedia)

Masjid Raya Darussalam Samarinda berdiri pada tahun 1925. Masjid yang terletak di Kelurahan Pasar Pagi, Samarinda Ilir, Samarinda memiliki ciri-ciri 1 kubah besar dan beberapa kubah kecil dan terdapat 4 buah menara. Masjid ini juga berada di sisi Sungai Mahakam.

Masjid ini diilhami saudagar-saudagar Suku Bugis dan Suku Banjar. Seiring kemajuan zaman, bangunan masjid tertua itu banyak mengalami perubahan tanpa mengurangi ciri khasnya.

Sebelumnya masjid itu bernama Masjid Jamik yang kemudian mengalami renovasi pada tahun 1953 dan tahun 1967. Bahkan, semula masjid ini dibangun di atas tanah 25 x 25 meter di pinggiran Sungai Mahakam. Namun, dengan kemajuan Kota Samarinda yang semakin pesat menyebabkan lokasi masjid bergeser ke Jalan Yos Sudarso dengan luas sekitar 15 ribu meter persegi.

Masjid Raya Darussalam memiliki gaya arsitektur yang mengacu pada konsep Kerajaan Turki kuno. Ciri itu tampak pada bentuk kubah, menara, serta sejumlah lengkungan di atas pintu dan jendela.

4. Masjid Besar Raayatul Ikhlas

Masjid Besar Raayatul Ikhlas (tripadvisor)

Masjid yang berdiri pada tahun 1932 berdasarkan data Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Berau. Masjid ini terletak di Karang Ambun, Tj. Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Masjid ini lah yang menjadi masjid pertama dibangun di atas Bumi Batiwakkal (sebutan Kabupaten Berau).

Pada masa lampau di Berau, jalur transportasi udara merupakan yang teramai. Oleh karena itu, ulama membangun masjid di tepian yang diberi nama Masjid Besar Raayatul Ikhlas. Masjid ini telah mengalami tiga kali pemugaran. Bangunan aslinya diambil dari pinggir sungai, jadi yang sekarang bukan bangunan diselesaikan.
Bangunan pertama semakin lama tak bisa didukung jemaah yang terus bertambah dibangunlah masjid dengan lokasi yang saat ini.

5. Masjid Al-Wahhab

Masjid Al Wahhab di Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang merupakan masjid yang sudah berdiri sejak 200 tahun lalu merupakan saksi masuknya Agama Islam di Kota Bontang.

Masjid ini bercorak arsitektur mirip dengan masjid di Demak, Bugis, Kutai, dan Banjar. Bagian utama masjid terdiri dari tiga bagian, yaitu bangunan paling depan merupakan serambi masjid, lalu di bagian tengah merupakan ruang utama masjid, kemudian di bagian ujung terdapat mimbar masjid.

Kawasan Masjid Al Wahab ini dulunya dikenal dengan Kampung Api-Api. Nama Api-Api berasal dari jenis kayu yang menyala saat malam hari. Warga sekitar menyebutnya Api-Api. (Mikola Muhammad Akbar)

Leave your comment
Comment
Name
Email