Penetapan Titik Nol Ibu Kota Baru Ditargetkan Pertengahan 2020

Penetapan Titik Nol Ibu Kota Baru Ditargetkan Pertengahan 2020

IBUKOTAKITA.COM-Pemerintah akan memastikan titik nol ibu kota baru di Kalimantan Timur pada pertengahan tahun 2020. Selain itu pemerintah menargetkan soft ground breaking bisa dilakukan pada akhir 2020 atau awal 2021.

Master plan [rencana induk] yang diharapkan selesai pertengahan tahun ini untuk memastikan titik nol ibu kota negara dan mudah-mudahan soft ground breaking bisa dilakukan tahun ini,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Manoarfa di kantor presiden Jakarta, Rabu (27/2/2020).

Suharso menyampaikan hal tersebut seusai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo dengan topik Lanjutan Pembahasan Perpindahan Ibu Kota Negara.

Soft ground breaking itu maksudnya, kita akan membangun infrastruktur dasar untuk memulai pembangunan ibu kota negara [IKN] yang diperlukan seperti jalan tapi belum ada titik nol, kalau sudah di titik nol namanya ground breaking,” ungkap Suharso.

“Selanjutnya diperlukan perhitungan jumlah penduduk yang kira-kira bisa tinggal di ibu kota negara itu, dan hal ini tergantung daya tarik ibu kota negaraitu. Pusat-pusat daya tarik baru perlu dikembangkan termasuk klaster pendidikan, kesehatan maupun hiburan, misalnya, apakah kita bisa menempatkan universitas terbaik di dunia atau Indonesia di sana atau apakah kita bisa mengajak investasi rumah sakit di sana sehingga bisa menjadi magnet untuk menarik para penduduk yang tinggal di sana,” papar Suharso.

Pemindahan ibu kota negara dilakukan sebelum 2024. Hal ini lantaran pada 2024 ibu kota negara Indonesia sudah pindah ke ibu kota baru di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Pada 23 Desember 2019 lalu, sudah ditetapkan desain dengan judul Nagara Rimba Nusa sebagai Pemenang I Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara. Konsep itu ditawarkan oleh tim Urban+ dengan membawa keseimbangan antara tata kota modern, pembangunan manusia, sifat manusia, dan kelestarian alam.

Kontur lokasi ibu kota baru berbukit-bukit karena merupakan bekas hutan tanaman industri seluas 256 .000 hektare ditambah dengan kawasan cadangan sehingga totalnya mencapai 410.000  hektare dengan kawasan inti seluas 56.000  hektare.

Ibu kota baru akan terbagi menjadi sejumlah klaster yaitu klaster pemerintahan seluas 5.600 hektare, klaster kesehatan, klaster pendidikan serta klaster riset dan teknologi.

Pemerintah juga sudah meminta tiga tokoh internasional untuk duduk sebagai Dewan Pengarah. Ketiganya adalah Putra Mahkota Abu Dhabi Syekh Mohammed Zayed bin Al Nahyan, CEO Softbank Masayoshi Son, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. (Antara)

Leave your comment
Comment
Name
Email