Pria di Samarinda Ditemukan Meninggal di Masjid, Warga Putuskan Evakuasi dengan Protokol Covid-19

Pria di Samarinda Ditemukan Meninggal di Masjid, Warga Putuskan Evakuasi dengan Protokol Covid-19

IBUKOTAKITA.COM – Warga Jalan Angsoka, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), dibuat panik dengan ditemukannya seorang pria dalam keadaan tidak bernyawa di sebuah ruangan di Masjid Al Musyawarah, Rabu (8/7/2020) sekira pukul 13.30 Wita.

Lantaran khawatir dengan kondisi mayat yang belakangan diketahui bernama Subhan, 34, warga asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) itu, warga setempat akhirnya memutuskan mengevakuasi jenazah memakai protokol kesehatan Covid-19.

Apalagi, Subhan diketahui tidak memiliki seorang keluarga pun di Kota Tepian –sebutan Samarinda. Selain itu, menurut keterangan warga yang mengenal Subhan, beberapa hari terakhir korban sempat mengeluhkan sedang sakit.

Kepada awak media, Ketua RT 005 Kelurahan Bugis, Udin Siregar, mengakui korban dalam 2 hari terakhir memang mengeluhkan sedang sakit. Sebelum ditemukan meninggal, rencananya korban yang diketahui juga sebagai pengurus masjid di lokasi kejadian, mau dibawa berobat ke rumah sakit. Namun sayang, saat hendak dipanggil untuk dibawa ke rumah sakit, Udin dan pengurus masjid yang lain sudah menemukan korban dalam keadaan terkapar dan meninggal dunia.

“Saya dan pengurus Masjid Al Musyawarah memang sudah berencana membawa korban ke rumah sakit pada hari ini untuk berobat. Karena sudah 2 hari terakhir ini, korban memang mengaku sedang sakit. Tapi saat saya dan pengurus masjid mau menjemputnya, korban ternyata sudah dalam keadaan meninggal,” tuturnya.

Korban sendiri memang diketahui sudah cukup lama tinggal dan bekerja mengurus Masjid Al Musyawarah. Dan sejak mengeluhkan sakit dalam 2 hari terakhir, korban memang sudah tidak pernah lagi ikut salat berjemaah di masjid.

“Korban ini sudah sekitar 2 tahun tinggal di Masjid Al Musyawarah. Biasanya sebelum sakit, korban memang sangat sering mengikuti salat berjemaah. Tetapi sejak mengeluhkan sakit, dia sudah jarang ikut salat berjemaah. Terakhir kali saya ketemunya pada subuh tadi saat lagi bikin teh hangat,” jelasnya.

Udin mengaku, setelah mendapati korban terkapar dan meninggal, dia dan pengurus masjid kemudian langsung menghubungi 112 untuk meminta tolong agar membantu mengevakuasi jasad korban. “Di Samarinda ini, kami tidak tahu siapa keluarga korban, kami tahunya korban berasal dari Banjarmasin. Makanya, kami dan warga sepakat mengevakuasi jasad korban secara prtokol kesehatan,” katanya.

Anggota Inafis Polres Samarinda, H Udi, yang tiba di lokasi kejadian, mengaku, mengevakuasi jenazah korban secara protokol kesehatan. Itu menjadi salah satu standar yang digunakan di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini.

“Untuk pemeriksaan awal tidak ada ditemukan tindakan kekerasan, untuk penyakit juga belum bisa kami pastikan. Untuk keperluan fisum dan mengidentifikasi kematian korban, jasad bersangkutan akan kami bawa ke RSUD AW Sjahranie,” tandasnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email