Stabilitas Harga Jadi Kunci Pengendalian Inflasi Kaltim Selama 2019

Stabilitas Harga Jadi Kunci Pengendalian Inflasi Kaltim Selama 2019

IBUKOTAKITA.COM – Pada 2019 menjadi tahun terbaik bagi upaya pengendalian inflasi yang dilakukan Pemerintah Kaltim. Tercatat, sepanjang 2019, inflasi Kaltim tercatat berada di bawah 2 persen yakni hanya sebesar 1,66 persen. Angka ini menjadi catatan terbaik Pemerintah Kaltim selama beberapa tahun terakhir.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono menjelaskan, keberhasilan Pemerintah Kaltim dalam mengendalikan angka inflasi tidak dapat dilepaskan dari upaya mereka mengontrol dan menjaga stabilitas harga. Sepanjang 2019, harga berbagai komoditas di Kaltim terbilang relatif stabil.

“Kalau stabilitas harga ini terus dijaga, maka ini akan menguntungkan bagi masyarakat. Semoga hal serupa dapat dikendalikan juga selama 2020. Inflasi Kaltim 1,66 persen di 2019 itu, berada di bawah target yang ditetapkan pemerintah, yakni di bawah 3 digit,” katanya saat jumpa pers di kantornya, Kamis (2/1/2020) siang.

Dari sisi komoditas, inflasi Kaltim pada Desember 2019 tercatat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain peningkatan indeks harga pada kelompok transportasi dan komunikasi yang mengalami inflasi sebesar 1,26 persen, diikuti kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 1,00 persen.

Selain itu, inflasi juga dipengaruhi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,15 persen, serta kelompok kesehatan dengan inflasi sebesar 0,03 persen.

“Kelompok lain yang mengalami deflasi ada tiga, yakni kelompok sandang dengan deflasi sebesar -0,20 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,14 persen, serta kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga dengan deflasi sebesar -0,01 persen,” ungkapnya.

Anggoro mengakui, tingginya angka inflasi pada akhir 2019, salah satunya disumbang dari sektor angkutan udara. Menurutnya, permintaan yang tinggi terhadap jasa angkutan udara dikarenakan bertepatan dengan momentum libur Natal dan Tahun Baru.

“Samarinda mencatatkan inflasi sebesar 0,19 persen dan Balikpapan sebesar 0,68 persen. Inflasi di Balikpapan memang sedikit lebih besar dikarenakan dampak penutupan Bandara Samarinda pada akhir November dan awal Desember 2019. Sehingga banyak penumpang beralih ke Bandara Balikpapan,” tuturnya.

Dia menambahkan, upaya pembenahan dan pengendalian dini terhadap inflasi terus dilakukan pemerintah Kaltim, utamanya menyongsong 2020. Antara lain, dengan membentuk tim pengendali inflasi daerah (TPID) di semua kabupaten/kota di Kaltim. Pasalnya, selama ini, baru Balikpapan dan Samarinda yang sudah mempunyai TPID.

“TPID sendiri sudah dibentuk di seluruh kabupaten/kota di Kaltim. Pada rapat TPID Kaltim Desember lalu, hanya Samarinda dan Balikpapan yang melaporkan inflasi. Daerah lainnya hanya menyampaikan perubahan berupa peningkatan atau penurunan harga saja,” tandasnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email