Usai Berstatus Transmisi Lokal Covid-19, Pemkot Samarinda Mulai Timbang Ulang Kebijakan Relaksasi

Usai Berstatus Transmisi Lokal Covid-19, Pemkot Samarinda Mulai Timbang Ulang Kebijakan Relaksasi

IBUKOTAKITA.COM – Kasus pasien positif Covid-19 di Kota Samarinda benar-benar mengalami lonjakan yang cukup berarti. Dalam beberapa pekan terakhir, kasus Covid-19 bukannya melandai, tetapi justru seolah kian tidak terkendalikan.

Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Covid-19 Samarinda per Rabu (15/7/2020) tercatat kasus Covid-19 di daerah itu telah menyentuh angka 123 kasus. Dengan pasien positif yang masih menjalani perawatan isolasi mandiri maupun di rumah sakit rujukan ada sebanyak 60 orang.

Kemudian untuk pasien sembuh tercatat sebanyak 63 orang dan pasien meninggal dengan status positif Covid-19 yakni 5 orang. Angka kematian itu menjadi yang tertinggi kedua setelah Kota Balikpapan dengan 7 kasus.

Hal yang cukup mengagetkan, dari gelombang kedua Covid-19 itu, tercatat ada sebanyak 19 tenaga kesehatan (nakes) RSUD IA Moeis Samarinda yang terkonfirmasi positif dalam pekan ini. Akibatnya, Pemkot Samarinda pun memutuskan untuk menghentikan layanan kesehatan di RSUD IA Moeis imbas wabah tersebut.

Kepala Sekretariat Gugus Tugas Covid-19 Samarinda, Sugeng Chairuddin mengakui, lonjakan demi lonjakan kasus positif Covid-19 itu cukup membuat pihaknya berpikir ekstra keras. Artinya, kasus positif yang sempat melandai sebelumnya ternyata tidak membuat Kota Tepian –sebutan Samarinda- aman dari wabah Covid-19.

“Selama 40 hari berturut ini, kita sempat mengalami penurunan pasien Covid-19. Namun beberapa waktu lalu telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan kini telah terjadi transmisi lokal,” tuturnya pada Kamis (16/7/2020).

Jika dibandingkan pada awal-awal tersebarnya kasus Covid-19 di Samarinda beberapa bulan lalu, peningkatan kasus yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir terbilang cukup tinggi. Peningkatannya terjadi hingga di atas 40 kasus.

“Ini menjadi kasus tertinggi di Samarinda. Tentunya, kita semua harus waspada, bukan tidak mungkin akan bertambah lagi pasien positif dalam beberapa pekan ke depan,” katanya.

Pria yang menjabat Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda itu mengimbau kepada seluruh camat dan luruh di Samarinda untuk mengikuti arahan dari Dinas Kesehatan (Dinkes), apakah rencana kebijakan penerapan fase relaksasi tahap III masih perlu dilanjutkan atau tidak.

“Nanti akan ada panduan dari Dinas Kesehatan bagaimana semua stakeholder bisa saling bersinergi dalam melawan penyebaran Covid-19 di Samarinda. Nantinya, akan ada panduan kepada setiap camat dan luruh untuk menyampaikan kepada masyarakat di daerahnya masing-masing terkait fase relaksasi tahap III ini, apakah kembali ke tahap II atau ada strategi yang lain agar Samarinda tidak masuk zona merah,” tandasnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email