Wakil Ketua DPD RI Mahyudin Ingatkan Bahaya Politik Uang dan Perilaku Korupsi Jelang Pilkada Serentak 2020

Wakil Ketua DPD RI Mahyudin Ingatkan Bahaya Politik Uang dan Perilaku Korupsi Jelang Pilkada Serentak 2020

IBUKOTAKITA.COM – Wakil Ketua DPD RI Mahyudin mengingatkan masyarakat betapa berbahayanya praktik politik uang atau money politic dalam perhelatan pemilu, terutama dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 yang akan digelar pada 9 Desember mendatang.

Hal itu diutarakan Mahyudin saat bertemu pada anak muda di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Minggu (19/7/2020) kemarin. Dalam kesempatan itu, Mahyudin menuturkan, dampak dari tumbuhnya suburnya praktik politik, telah membuat banyak pejabat dan kepala daerah terlibat dalam berbagai praktik korupsi.

“Ada ratusan bupati, gubernur, menteri ditangkap karena korupsi. Seperti di Kabupaten Kutim misalnya, sebagai orang asli Kutim, semula saya berharap Kutim jauh dari budaya itu, namun ternyata justru terjadi. Dan itu tentu sangat memprihatinkan bagi kita semua,” ujarnya.

Dia menuturkan, pada dasarnya prilaku korupsi yang terbangun dalam tatanam pemerintah, juga tidak dapat dilepaskan dari kebiasaan masyarakat yang memberikan ruang terjadinya hal itu. Salah satunya dengan adanya politik uang dalam berbagai kesempatan pemilu.

“Pejabat yang korupsi lahir dari rakyat yang juga korupsi. Ini masalah yang harus kita hadapi secara bersama-sama. Kita tidak boleh lagi terjebak dalam budaya itu. Jika itu masih terjadi, maka sampai kapanpun daerah dan negara tidak akan melangkag maju,” katanya.

Pria yang pernah menjabat Wakil Ketua MPR RI itu juga mengingatkan, bahwa pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 bukan menjadi ajang pamer dan gagah-gagahan. Tetapi harus menjadi arena pertarungan ide, gagasan, dan kemampuan dalam memimpin serta memajukan daerah.

“Menjadi kepala daerah itu bukan untuk tempat gagah-gagahan. Petantang-petenteng. Menjadi kepala daerah itu harus lahir dan tumbuh dari hati dengan semangat untuk membangun daerah. Menyejahteraan masyarakat,” cakapnya.

Syarat penting jika ingin sebuah daerah atau negara maju, sambungnya, maka memberangus budaya korupsi adalah hal yang mutlak. Dan untuk melawan perilaku korupsi itu harus dimulai dari diri sendiri. Pilkada Serentak 2020 adalah sarana untuk membuktikan komitmen itu.

“Korupsi lahir dari perilaku masyarakat yang mudah menukar hak suaranya dengan uang yang tidak seberapa. Ketika memilih pemimpin yang telah melakukan politik uang, maka jangan kaget kalau pemimpinnya akan melakukan korupsi. Karena memang sejak awal perilaku itu telah dibiasakan,” tegasnya. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email