Warna-Warni Kampung Ketupat Jadi Magnet Wisata Kota Samarinda

Warna-Warni Kampung Ketupat Jadi Magnet Wisata Kota Samarinda

IBUKOTAKITA.COM – Bertandang ke Kota Samarinda, rasanya tidak lengkap jika tidak mengunjungi kampung yang satu ini. Kampung yang penuh corak warna-warni. Dikenal karena keunikan masyarakatnya yang mempunyai kebiasaan meracik makanan yang terbuat dari daun kelapa. Kampung Ketupat, begitu orang-orang menyebutnya.

Kampung Ketupat terletak di Jalan Mangkupalas, Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda. Kampung ini dikenal karena masyarakat yang ada di daerah itu hampir sebagian besar adalah para pembuat ketupat. Berangkat dari situ, daerah itu pun lambat laun akhirnya dikenal sebagai Kampung Ketupat.

Dikenal Karena Jadi Surganya Pengrajin Ketupat

Pemberian nama Kampung Ketupat tentunya bukan tanpa diserta alasan kuat. Hampir sebagian besar masyarakat yang tinggal di RT 014, Kampung Ketupat adalah para pembuat ketupat.

Sepanjang jalan setapak yang terbuat dari beton di kampung itu, para pembuat ketupat berjejer rapi di sisi kanan. Mereka seolah menyambut para pengunjung yang bertandang ke tempat tersebut.

Kampung Ketupat bersisian langsung dengan Sungai Mahakam. Tidak hanya itu, kampung itu juga dalam beberapa tahun terakhir terus berbenah diri. Jika dulu orang-orang ke tempat itu hanya itu membeli atau memesan ketupat, tapi belakangan Kampung Ketupat telah menjadi tempat destinasi wisata baru bagi masyarakat Samarinda maupun luar kota.

“Iya, hampir semua ibu-ibu yang tinggal di Kampung Ketupat ini, ya membuat ketupat. Membuat ketupat itu sudah menjadi bagian dari kehidupan kami di sini,” ucap Sri Mita, salah seorang pembuat ketupat di tempat tersebut.

Monumen Ketupat Jadi Magnet Wisatawan

Kehadiran monumen ketupat seolah mentasdik keberadaan dan nama Kampung Ketupat. Monumen yang dibangun sekitar setahun lalu itu, bagaikan magnet bagi para pelancong. Karena selain bertandang ke tempat itu untuk membeli atau memesan ketupat, pelancong dapat sekalian mengabadikan momen dengan berfoto-foto di monumen ketupat.

Monumen ketupat sendiri mulai diresmikan pada Januari 2019. Sejak monumen itu berdiri, ditambah dengan didesainnya kampung tersebut menjadi penuh warna, RT 014 menjadi ramai didatangi pengunjung.

Pilihan pemerintah menyulap Kampung Ketupat sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Tepian –sebutan Samarinda-, Kampung Ketupat semula hanya permukiman padat penduduk. Bahkan kampung ini dulunya terbilang cukup kumuh.

Namun semua label dan citra itu bagai memudar seiring jarum jam yang terus berganti. Sejak didesain menjadi kampung yang penuh corak, penuh warna-warni, Kampung Ketupat telah berbenah diri. Jalur yang dulunya hanya jembatan yang terbuat dari kayu di pinggir sungai, kini telah dibeton oleh pemerintah.

“Kampung Ketupat sudah jauh berubah. Dari sini, masyarakat bisa melihat cahaya lampu di Jembatan Mahkota 2 yang kerlap-kerlip kalau pada malam hari,” ucap Ketua RT 014, Kasdul Pamungkas.

Penataan Kampung Ketupat Diusulkan Diperluas

Besarnya magnet pengunjung yang bertandang ke Kampung Ketupat membuat warga setempat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk memperluas penataan daerah lain yang bersisian dengan kampung tersebut. Salah satunya yakni Kampung Deret.

Walau belum dipastikan kapan akan mulai dikerjakan, pengembangan Kampung Deret, akan bersanding layaknya Kampung Ketupat. Nantinya, kedai yang berada di pinggiran sungai akan ditata ulang. Sehingga menjadi lebih cantik dan bisa menarik wisata.

Rencananya, kedai-kedai yang terdapat di pinggiran Sungai Mahakam itu, akan menjadi tempat berjualan bagi para pedagang, penjual makanan, pengrajin ketupat, dan penjual oleh-oleh maupun kerajinan khas Kota Tepian dan Kaltim.

“Begitu rencananya. Supaya lebih tertata. Jadi wisatawan yang berkunjung ke sini (Kampung Ketupat) tidak akan kesulitan untuk mencari tempat makan atau tempat bersantai-santai, atau sekadar membeli oleh-oleh,” ujar Kasdul Pamungkas. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email