Ibu Kota Baru Lebih Banyak Jalan Tol

Ibu Kota Baru Lebih Banyak Jalan Tol

Ibukotakita-Dua ruas tol bakal menunjang mobilitas warga ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Kedua jalan tol itu yakni Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) sepanjang 99,35 km, dan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara sepanjang 7,35 km.

Tak hanya dua tol tersebut, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memandang, nantinya bisa ada tambahan satu ruas tol lain yang tersambung dengan calon lokasi ibu kota negara. Kepala BPJT Kementerian PUPR, Danang Parikesit, mengatakan jalan tol tambahan tersebut dapat terhubung dengan ruas Tol Balsam melalui Samboja di Kabupaten Kutai Kartanegara.

“Yang jelas koneksi dari Balikpapan-Samarinda kan ada Simpang Susun Samboja. Samboja itu menuju ke calon lokasi ibu kota baru. Jadi kalaupun mau ada tambahan jalan tol, ya mungkin dari jalan Samboja itu menuju ke calon ibu kota baru,” ungkap Danang saat berbincang dengan liputan6.com, seperti dikutip Senin (23/9/2019).

Sebagai informasi, PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pengelola Jalan Tol Balikpapan-Samarinda memang menyiapkan satu Gerbang Tol (GT) di Samboja. GT Samboja akan memiliki Ramp On/Ramp Off yang berada di Jalan Soekarno-Hatta Km 38, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim.

Saat ditanya apakah ibu kota baru nantinya juga bakal memiliki akses tol dalam kota, Danang menuturkan, penataan wilayah tersebut akan lebih banyak berfokus pada kawasan ramah pejalan kaki. “Kalau saya sebenarnya kalau masih bisa merancang dengan sistem jaringan yang terbatas, untuk jalan, untuk angkutan umum, dan local mobility, itu dengan penataan tata ruang yang bagus. Supaya orang banyak jalan kaki kan lebih aman,” ujarnya.

Sebelumnya, Danang Parikesit menyatakan sudah berencana membangun jalan tol untuk konektivitas di ibu kota baru tersebut. Menurut Danang, saat ini sudah ada Jalan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara. Berikutnya adalah menyiapkan jaringan jalan bebas hambatan.

Meski demikian, pembangunan jalan tol tersebut masih akan dikaji, wilayah mana saja di ibu kota baru yang butuh jalan tol. “Wilayah koneksi fungsional pakai jalan nasional sudah cukup. Tergantung Pak Dirjen Bina Marga, mana yang di tol kan, mana yang tidak,” kata Danang.

Danang menyatakan, pertimbangan utama dalam mengkaji pengadaan jalan tol adalah rencana pengembangan ibu kota baru. Juga soal jumlah masyarakat yang perlu dikoneksikan dengan jalan tol. “Tapi sampai sekarang kan kita belum dapat gambaran itu,” katanya.

Leave your comment
Comment
Name
Email