Jaga Ekosistem, Warga Paser Melepas 300 Ekor Biuku ke Habitatnya

Jaga Ekosistem, Warga Paser Melepas 300 Ekor Biuku ke Habitatnya

IBUKOTAKITA.ID – Sebanyak 300 ekor biuku dilepasliarkan ke habitatnya, Sungai Kandilo, di Desa Damit Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Minggu (3/10/2019) pagi.

Pelepasan hewan endemik Paser tersebut dilakukan bersamaan dengan acara adat Nutu Ponta, tradisi numbuk padi masyarakat Paser.

Kegiatan tersebut dilakukan masyarakat setempat bersama tokoh adat. Sekretaris Daerah (Sekda) Paser, Katsul Wijaya dan perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) turut serta dalam pelepasan biuku.

Sekda Paser Katsul Wijaya mengatakan biuku merupakan kura-kura yang hidup di air tawar yang perlu dijaga keberadaannya. “Hewan ini termasuk hewan yang dilindungi dan perlu kita jaga,” kata Katsul.

Katsul mengatakan konservasi hewan Biuku itu dilakukan masyarakat Desa Damit bersama instansi terkait. Dengan pelepasan ratusan biuku ke habitatnya kata Katsul diharap dapat menjaga hewan yang jumlahnya mulai langka tersebut.

“Dengan pelepasan biuku ini saya harap dapat melestarikan hewan yang sudah langaka dan saya rasa kegiatan pelepasan biuku ini hanya ada di Paser,” ujar Katsul.

Selain pelepasan biuku, tradisi Nutu Ponta yang dilakukan masyarakat Paser kata Katsul juga harus dilestarikan. Nutu Ponta kata Katsul merupakan kegiatan numpuk padi di dalam lesung kayu, yang dilakukan masyarakat secara bergantian.

“Nutu Ponta secara bergantian dilakukan di dalam lesung kayu. Budaya khas apalagi mendukung ini juga dalam program pertanian,” ujar Katsul.

Biuku atau tuntong sungai (Batagur affinis) adalah sejenis kura-kura air payau anggota suku Geoemydidae. Reptil yang biasa ditemukan di sekitar estuaria ini menyebar di Kamboja, Malaysia, dan Indonesia. Namun populasinya telah demikian langka, sehingga IUCN memasukkannya ke dalam Daftar Merah yang diterbitkannya dengan status Kritis.

Kura-kura ini menghuni wilayah perairan payau dan jarang naik ke darat. Biuku juga tinggal di ekosistem mangrove, namun memilih pasir tepian sungai yang lebih tawar airnya (salinitas lebih rendah) sebagai tempatnya bertelur.

Leave your comment
Comment
Name
Email