Detik-Detik Sang Ibu Saat Melihat Jasad Anaknya Ditemukan Tanpa Kepala 

Detik-Detik Sang Ibu Saat Melihat Jasad Anaknya Ditemukan Tanpa Kepala 

IBUKOTAKITA.COM – Menit berbilang waktu. Melisar,30, masih begitu setia menunggu. Matanya berkaca-kaca. Dengan sesenggukan, dia menahan air mata. Namun lambat laut, sesenggukan berubah jadi isak tangis. Air mata pun mengalir di antara kedua pipinya.

Di kursi tunggu ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Sjahranie Samarinda, pada Minggu (8/12/2019), sekira pukul 18.45 Wita, Melisari seakan enggan menggusur raga. Bahu sang kakak, menjadi tempat dia menyandarkan kegelisahan dan rasa cemasnya.

Masker biru yang jadi penutup wajahnya, tampak telah basah oleh air mata. Suara yang mula-mula hanya rintihan kecil, kemudian berubah jadi pecah tangis, seiring ranjang mayat bergerak keluar dari ruangan jenazah dan perlahan mengarah kepadanya.

Mendapati itu, Melisari menguatkan pijakan untuk berdiri. Semaksimal mungkin perempuan berkerudung itu mencoba menarik napas dalam-dalam. Dia menguatkan kaki yang bergetar dan badan yang lemah untuk beranjak dari tempat dia duduk. “Anakku,” suara lirih Melisari dengan air mata yang telah membasahi sepenuhnya pipi dan penutup wajahnya.

Perlahan-lahan Melisari membuka kain jarik yang membentang panjang di atas ranjang mayat. Tatkala mendapati sesosok anak balita yang telah dikafani, Melisari benar-benar lemas.

Baca Juga: Ini yang Membuat Orang Tua Yakin Jika Bocah Tanpa Kepala Itu Anaknya

Sembari mengupas pelan balita yang telah terbungkus kain kafan, Melisari hampir benar-benar jatuh pingsan. Beruntung, di sisi kiri dan kanannya, orang perempuan lain telah berdiri dan memegang bahu Melisari. Air mata seakan tidak habis-habisnya mengalir di pipi Melisari.

Anak balita di balik kain kafan itu diduga kuat adalah Ahmad Yusuf Ghazalim,4, yang sebelumnya dilaporkan telah menghilang di tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jannatul Athfaal, di Jl. AW Syahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, sekitar dua pekan sebelumnya.

Jasad anak balita itu ditemukan warga di anak Sungai Karang Asam, Gang 3, RT 30, Jalan Antasari II, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Samarinda Ulu pada Minggu (8/12/19) lalu. Ironisnya, ketika ditemukan warga, jasad balita itu dalam keadaan tanpa kepala. Bahkan beberapa bagian badannya telah hilang.

“Anakku,” ucap Melisari lagi-lagi dengan suara lirihnya. Sepanjang menunggu dari pukul 18.45 Wita hingga pukul 21.25 Wita, tidak ada kata lain yang terlontar di bibir Melisari selain memanggil nama anaknya.

Kedua kakaknya mencoba memberikan semangat kepada Melisari dengan mengusap-usap pundaknya. Sembari menyandarkan kepalanya di samping ranjang mayat, Melisari hanya terdiam dengan air mata yang terus berurai. Kedua kakaknya tampak meminta agar Melisari tegar dan mengikhlaskan buah hatinya.

Keluarga Tolak Proses Autopsi

Puluhan orang tampak berkerumunan di depan pintu kamar jenazah RSUD AW Sjahranie Samarinda. Mereka tampak ribut-ribut. Terlihat begitu kontras dengan para perempuan yang duduk di samping ranjang jenazah. Beberapa di antara laki-laki itu terlihat beradu mulut dengan beberapa orang aparat berseragam coklat.

Satu di antara orang itu adalah Bambang Sulistyo, 40. Pria berbadan tambun itu adalah ayah dari Ahmad Yusuf Ghazali. Kepada petugas keamanan dari Polresta Samarinda itu, Bambang menyampaikan menolak rencana autopsi yang akan dilakukan terhadap jasad Yusuf.

“Proses autopsi harus dilakukan supaya nanti bisa dilakukan peningkatan penyidikan,” ucap salah seorang polisi memberikan penjelasan kepada Bambang dan keluarga besarnya yang hadir di rumah sakit.
Berulang kali disampaikan, Bambang dan kerabat keluarganya yang lain tetap menolak. Setelah proses negosiasi yang begitu alot, pihak Polresta Samarinda dan keluarga korban menyepakati adanya pemeriksaan ulang terhadap jasad Yusuf untuk diambil DNA-nya.

Baca Juga: Polres Paser Tangkap Dua Pengedar Sabu-Sabu di Pasar Baru

“Kami hanya ingin agar anak kami segera dimakamkan. Makanya kami minta agar mayat anak kami bisa kami bawa pulang. Untuk hal-hal lainnya akan kami pikirkan nanti,” ucap Bambang mencoba meneguhkan perasaan.

Setelah proses pengambilan DNA terhadap jasad yang diduga sebagai Yusuf, jasad balita malang tersebut kemudian dimandikan dan dikafani. Setelah itu, Bambang dan beberapa anggota keluarganya kemudian menyalatkan mayat balita tersebut.

Pada malam itu juga, Minggu, jasad balita tanpa kepala dan beberapa organ tubuh yang telah hilang, kemudian dibawa pulang dari rumah sakit menggunakan mobil ambulans. Jasad balita itu dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Damanhuri, Kecamatan Sungai Pinang. (Dirhanuddin)

Leave your comment
Comment
Name
Email